Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Sosok Henk Ngantung Mantan Gubernur Jakarta di Era Soekarno, Dituduh Terlibat PKI

Tokoh Henk Ngntung seorang seniman pelukis yang pernah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta selama 4 tahun dan menjadi Gubernur DKI Jakarta selatan

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
Dokumen Tribun Manado
Judie Turambi Peneliti Sejarah asal Kota Tomohon 

Pertama untuk cari duit. Ia putuskan ke Jakarta, Dapat kurang lebih beberap ratus gulden naik kapal, lalu ke Bandung ke tempat kelahirannya.

Jadi di DKI itu rata-rata harus ada latar belakang militer, tapi dia ini tidak, hingga jadi Wagub dan Gubernur.

Diangkat Soekarno dan diberhentikan Soekarno lewat kawat diberhentikan secara terhormat. Dia tidak ada bukti keterlibatan dengan organisasi terlarang waktu itu PKI.

Ia anggota pleno pendiri Lekra, itu underbownya PKI. Tapi ketika jadi Gubernur, ia fraksi di DKI, PKI itu tidak dilarang, nanti dilarang tahun 1965.

PKI pintar memanfaatkan situasi, mereka lihar Soekarno dekat dengan Henk Ngantung bayangkan DN Aidit pernah ke rumahnya untuk menawarkan jadi Gubernur walaupun mereka sudah tahu.

Saksi hidup masih ada sampai sekarang orang Tomohon, pembantu rumah tangga. Kita sebagai orang Tomohon harus apresiasi, dia bisa jadi birokrat, terkenal sebagai seorang pelukis.

Apa terekam dari saksi hidup, rekam jejak hingga menulis bulu?

Henk Ngantung nasionalismenya yang tinggi lahir di lingkungan militer, papanya itu tentsra KNIL, omnya sebelah mama juga KNIL. Adiknya pernah menjadi Mayor Jenderal direktur Lemhanas Piet Ngantung.

Opanya bekas tentara KNIL waktu perang Aceh. Nasionalisme itu ia tuangkan lewat melukis. Peristiwa nasional ia lukis, seperti ketika Perjanjian Renvile, Linggarjati, Henk Ngantung ada di situ.

Kalau sekarang itu live, dia dulu dalam bentuk coretan gambar. Ia juga melukis tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Moh Hatta, Arnold Mononutu, Babe Palar, termasuk bekas direktur sekolahnya Elfianus Katopo.

Ada sketsa dihadiahkan kepada gurunya. Dia juga melukis tentang ketertindasan masyarakat, ketika Jepang masuk itu mereka bakar lukisannya, tahun 1942 Jepang tidak suka lukisan Heng Ngantung, karena membakar semangat, di situ ada pesan yang kuat.

Bagaimana kemudian Sorkarno mengenal Henk Ngantung ?

Itu karena ketertarikan Soekarno, ketika mengenal Henk Ngantung itu karena ada pameran, hadir Soekarno belum jadi presiden.

Ketika itu melukis di atas tripleks, lukisan memanah masih ada sampai sekarang di Istana Negara, itu menjadi satu gambar dari 20 lukisan favorit Presiden Jokowi.

Menariknya di situ, Lukisan memanah ini merupakan lukisan memanah jadi saksi bisu, ketika konferensi pers kemerdekaan Indonesia latar belakangnya lukisan memanah.

Dan lebih menarik lukisan memanah gambarnya orang Minahasa Utara namanya Maurits Dayo seorang pujangga terkenal di Jawa. Tapi gambar bagian tangannya, tangan Soekarno

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved