Sejarah Indonesia
Serangan 1 Maret di Yogyakarta: Soeharto Asyik Makan Soto saat Prajuritnya Berperang Lawan Belanda
Serangan Umum 1 Maret 1949. Soeharto yang disebut asyik makan soto saat anak buahnya bertempur melawan Belanda.
Dia mundur kembali keluar kota dengan meninggalkan korban 12 luka-luka, 2 gugur, dan 50 orang pemuda-pemuda gerilya kota, di bawah pimpinannya, mati terbunuh oleh tentara Belanda.
Pemuda-pemuda tersebut, yang sekarang dimakamkan atau dengan nama Makam Tak Bernama di daerah Balokan, di depan stasiun Tugu Yogyakarta.
"Kira-kira pada jam 12.00 siang hari bertemulah saya dengan Komandan Wehrkreise Letkol.
Soeharto di Markas, rumah yang saya tempati sebagai Markas Gerilya, waktu itu beliau sedang menikmati makan soto babat bersama-sama pengawal dan ajudannya," tulis Latief.
Setelah melapor, Latief masih diperintahkan menggempur pasukan Belanda yang sedang berada di Kuburan Kuncen Yogyakarta, yang letaknya hanya beberapa ratus meter dari markas gerilya tersebut.
Penjelasan sejarawan
Terkait kesaksian Latief, Dosen Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta Kuncoro Hadi mengatakan, cerita Abdul Latief bisa saja benar bisa juga salah.
Menurut Kuncoro, Latief merupakan anak buah Soeharto yang pasca kejadian tahun 1965, ia disingkirkan, dipenjara, dan mengalami ketidakadilan di bawah rezim Orde Baru.
Kesaksian Latief kemudian diceritakan ulang oleh Soebandrio, Waperdam era demokrasi terpimpin Soekarno, yang juga disingkirkan dan dipenjara masa Orde Baru.
Kuncoro menyebut bahwa kesaksian yang diceritakan Latief bisa sangat subjektif jika tidak ada kesaksian pembanding yang kuat.
"Jadi sesungguhnya lemah dan harus hati-hati dilihat sebagai fakta sejarah," katanya ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (28/2/2022).
Namun, jika kisah tentang soto babat itu benar, Kuncoro berpendapat bahwa narasi tersebut tidak akan mendegradasi sepenuhnya peran dari Soeharto dari peristiwa 1 Maret 1949.
"Bagaimanapun Soeharto tetap punya peran dalam Serangan Umum 1 Maret," ujarnya.
Peran Soeharto dalam serangan Umum 1 Maret 1949
Letkol Soeharto merupakan Komandan Wehrkreise III sewaktu peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.