Batalyon Babushka Pasukan Ukraina Anggotanya Para Nenek, Tugasnya Merawat Hingga Bangun Menara
atalion Azov atau Azov Battalion adalah kelompok relawan yang ikut bersama dengan tentara Ukraina memperjuangkan kedaulatan Ukraina.
Faiz menganggap, bahwa penyiksaan terhadap warga sipil dan tawanan perang merupakan salah satu penerapan atas nilai-nilai Neo-Nazi.
Penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi tertuang dalam laporan yang ditulis oleh Grigoriev: "
WAR CRIMES OF THE ARMED FORCES AND SECURITY FORCES OF UKRAINE: torture and inhumane treatment Second report.
Disebutkan Batalyon Azov melakukan penyiksaan fisik maupun psikologi terhadap para tawanan.
“Saya tidak terlibat dalam aksi militer, saya juga tidak mendaftar dalam pasukan pertahanan diri, namun Batalyon Azov menangkapku,” ungkap Robert Aniskin salah satu korban penyiksaan, “Mereka memukuli saya dengan popor senapan selama menangkap, kemudian mereka menggunakan alat kejut listrik dan memukuli saat menginterogasi saya.”
Penyiksaan serupa juga terjadi pada Igor Ljamin, salah satu korban penyiksaan yang ditangkap pada 14 september 2014.
“Terakhir kali, saya digantung dua puluh menit, kemudian membawa saya ke bawah, mulai menuangkan air pada saya dan memberi saya kejutan listrik,” ungkap Igor.
Batalion Babushka
Valentyna Konstantinovska, 79, menyatakan siap angkat senjata dan melawan tentara Rusia baik bertempur maupun tarung satu lawan satu untuk melindungi kotanya jika Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina.
Setelah menjadi sukarelawan sejak konflik pecah di negara itu pada 2014, Konstantinovska dan pasukan "babushka", yaitu nenek-nenek, telah menggali parit, menyediakan persediaan, membuat jaring, menawarkan perawatan medis, dan bahkan membangun menara pengintai, seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (15/2/2022).
Saat ketegangan dengan Rusia memasuki minggu kritis di mana Amerika Serikat memperingatkan bahwa pasukan Rusia dapat kapan saja menyerbu untuk merebut Ukraina hanya dalam beberapa hari, kaum perempuan dilaporkan siap melakukan apa pun untuk membantu upaya perang, bahkan meluncurkan batalion babushka.
“Saya mencintai kota saya, saya tidak akan pergi. Putin tidak bisa menakut-nakuti kita. Ya, itu menakutkan, tetapi kami akan membela Ukraina kami sampai akhir,” kata Konstantinovska dalam sebuah acara untuk melatih penduduk kota bagaimana mempersiapkan dan membela diri.
Diselenggarakan oleh gerakan sayap kanan Azov, pelatihan tersebut memberi pelatihan dasar perawatan medis tempur dasar, kemampuan bertahan hidup dan evakuasi, serta bagaimana mengamankan dan menembakkan senjata.
Warga mengatakan itu adalah satu-satunya pelatihan keselamatan atau kesadaran yang mereka terima selama hampir delapan tahun konflik.
“Saya sudah bermimpi sejak 2014 untuk belajar menggunakan pistol, tetapi saya ditegur, 'babushka, kamu terlalu tua untuk itu. Anda akan terlempar ke belakang saat menembak,” kata Konstantinovska, saat berbaring di matras yoga dengan mantel sutra berwarna lemon untuk berlatih membidik dengan senapan serbu model AK-47.
'Seperti anak-anakmu sekarat'