Berita Nasional
Sosok John Lie, Pejuang Indonesia Keturunan Tionghoa, Dijuluki Hantu Selat Malaka oleh Belanda
John Lie dijuluki hantu laut lantaran bisa menyelamatkan Kapal The Outlaw yang sudah sekarat akibat tembakan meriam kapal patroli Belanda.
Namun, ajaib. Tiba-tiba cuaca buruk melanda perairan. Kabut menyelimuti permukaan laut. Hujan turun dengan sangat deras.
Gelombang laut tiba-tiba berkecamuk. Kapal Belanda tidak sanggup mengejar "The Outlaw" dengan cuaca yang demikian.
Perjalanan menyeramkan Phuket-Aceh itu terus dipantau radio BBC di London. Penyiar menyebut, "The Outlaw" dengan segala pengalamannya lolos dari sergapan itu di luar nalar.
Bahkan, saat John Lie untuk kesekian kalinya bertandang ke Phuket, wartawan Roy Rowan dari majalah Life mengulas secara khusus operasi-operasi "The Outlaw" dari halaman 49 sampai 52.
Jhon Lie pertama kali bergabung dengan pejuang Republik Indonesia pada Mei 1946. Kala itu, ia Jhon Lie yang baru balik dari Iran, menemui pimpinan Laskar Kebaktian Rakyat Indonesia (KRIS) Hans Pandelaki dan Mohede di Jalan Cilacap, Menteng.
Ia diterima sebagai anggota KRIS Barisan Laut dan diberi surat pengantar untuk bertemu AA Maramis.
Dari Maramis itulah John Lie diberikan referensi untuk menghadap Kepala Staf Angkatan Laut RI (ALRI) Laksamana M Pardi di Yogyakarta. Diawali dialog yang dramatis, John Lie diterima di ALRI.
September 1947, Kepala Urusan Pertahanan di Luar Negeri membeli sejumlah kapal cepat.
Mereka menyaring dan menyusun personalia pelaut untuk mengawaki satuan kapal cepat yang digunakan memasok kebutuhan perlengkapan perjuangan di Indonesia.
John Lie merupakan salah satu yang lolos seleksi. Ia dipercaya memimpin sebuah kapal cepat bernama "The Outlaw".
Tidak disadari, perannya sebagai penyelundup dimulai seketika. Operasi perdana, "The Outlaw" melayari rute Singapura-Labuan Bilik dan Port Swettenham.
Pada Oktober 1947, John Lie mencatat "The Outlaw" memuat perlengkapan militer berupa senjata semi otomatis, ribuan butir peluru dan perbekalan dari salah satu pulau di Selat Johor ke Sumatera.
Sesampainya di Labuan Bilik, pesawat Belanda tampak terbang rendah mengitari pelabuhan. Pesawat meminta "The Outlaw" meninggalkan pelabuhan.
Namun, John Lie nekat berbohong dengan mengatakan kapal sedang kandas dan tidak bisa ke mana-mana.
John Lie bisa melihat jelas dua juru senjata pesawat sudah mengarahkan senapan mesin ke arah "The Outlaw", siap menarik pelatuknya.