Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Sosok John Lie, Pejuang Indonesia Keturunan Tionghoa, Dijuluki Hantu Selat Malaka oleh Belanda

John Lie dijuluki hantu laut lantaran bisa menyelamatkan Kapal The Outlaw yang sudah sekarat akibat tembakan meriam kapal patroli Belanda.

Editor: Rhendi Umar
Dokumentasi Tribun Manado
Laksamana John Lie 

Selesai perbaikan, "The Outlaw" kembali ke Phuket menjemput awak kapal. Mereka berlayar kembali ke Aceh.

Pagi-pagi buta, saat kapal memasuki Delta Tamiang, kapal Belanda menghadang. Dengan membabibuta, kapal terebut menembakkan meriam ke badan "The Outlaw".

Suasana waktu itu sangat mencekam. Desingan peluruh dan deru ombak membaur jadi satu. Tak lama kemudian ledakan terjadi di jarak 3 meter tempat John Lie berlindung.

Tembakal musuh itu mengakibatkan The Outlaw kritis. Dalam kondisi seperti itu The Outlaw sama sekali tidak berdaya.

Namun ajaib, kapal Belanda mengalami kandas di karang sehingga tidak bisa bergerak lagi. "The Outlaw" pun memanfaatkan momen itu dengan melarikan diri bersembunyi di Delta Tamiang.

Lolos dari sergapan armada laut Belanda, kini udara yang memburu. Namun, lagi-lagi keajaiban terjadi.

Pesawat dengan juru tembaknya hanya berputar-putar di atas delta. Mereka seakan-akan tidak melihat "The Outlaw" yang porak poranda di bawahnya.

"Roh Kudus membungkus kami," ujar John Lie dalam sebuah memoarnya.

Lorong Tempat Kelahiran <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/john-lie' title='John Lie'>John Lie</a>, Pahlawan Nasional Indonesia yang dijuluki <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/hantu-selat-malaka' title='Hantu Selat Malaka'>Hantu Selat Malaka</a> oleh <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/belanda' title='Belanda'>Belanda</a>.
Lorong Tempat Kelahiran John Lie, Pahlawan Nasional Indonesia yang dijuluki Hantu Selat Malaka oleh Belanda. (Kolase Tribun Manado)

Tidak berhenti sampai di situ. John Lie kemudian memutuskan kembali ke Penang.

Apalagi, satu baling-baling mesinnya copot. Sulit pasti melarikan diri jika dikejar Belanda.

Pagi-pagi buta keesokan harinya, "The Outlaw" sudah sedikit lagi memasuki Selat Malaka. Namun, di tengah kegelapan malam, sebuah kapal tanker milik Belanda melintas.

Nakhoda kapal tangker itu kemudian menghubungi patroli militer Belanda. Benar saja. Tidak lama kemudian, kapal patroli Belanda kembali menghadang "The Outlaw".

Tembakan meriam Bofors dan senapan mesin 12,7 milimeter memecah kesunyian laut. Sadar jarak ke Penang masih jauh, John Lie dan awak pasrah.

Seisi kapal berserah pada Tuhan. Bahkan, John Lie tidak menyadari kapal Belanda mengirimkan sandi morse agar "The Outlaw" menyerah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved