Kecelakaan Lalu Lintas
Meluncur dengan Persneling Netral, Terkuak Temuan KNKT Soal Kecelakaan di Rapak, Truk Telah Dimodif
Diketahui kecelakaan tersebut menewaskan beberapa orang dan puluhan lainnya alami luka-luka usai puluhan kendaraan ditabrak truk.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Soal kecelakaan maut di Simpang Rapak, Balikpapan yang sempat viral di media sosial.
Diketahui kecelakaan tersebut menewaskan beberapa orang dan puluhan lainnya alami luka-luka usai puluhan kendaraan ditabrak truk.
Terkait hal tersebut kini dari KNKT berhasil mendapatkan fakta baru terkait kendaraan yang truk yang sebabkan kecelakaan, berikut penjelasannya.
Baca juga: Renungan Harian Senin 24 Januari 2022, Lukas 14:27 : Pikullah Salib
Baca juga: PDIP Rayakan HUT Ke-75 Megawati Soekarnoputri dengan Tanam Pohon, Rio Dondokambey Beber Alasannya
Baca juga: Akibat Terprovokasi, Lansia Dikeroyok 50 Warga hingga Tewas, Saksi: Gak Mungkin Kakek Ini Maling
Foto : Kondisi truk Nissan Diesel pengangkut kontainer pemicu kecelakaan fatal terjadi di simpang lima Muara Rapak, Balikpapan Utara, Jumat (21/1/2022) pukul 06.20 WITA. (Tribun Kaltim/Dwi Ardianto)
Sejumlah fakta baru terungkap dalam peristiwa kecelakaan maut di Simpang Rapak Balikpapan, Jumat (21/1/2022).
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan hasil penyelidikan atas kecelakaan truk di Turunan Rapak, Km 0 Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan, Minggu (23/1/2022).
KNKT menyatakan rangka atau sasis dari truk tronton KT 8534 AJ yang menyebabkan kecelakaan dan menewaskan 4 orang itu ditambah panjangnya 20 cm.
Temuan lain dari penyelidikan adalah ditambahnya sumbu roda pada truk menjadi 3.
“Axel atau sumbu rodanya juga ditambah satu, sehingga menjadi 3 sumbu roda,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubda Kemenhub) Budi Setiyadi, Minggu, dikutip dari Antara.
Truk diketahui menggunakan sistem pengereman Air Over Hydraulic (AOH) atau rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.
Meski ditemukan fakta baru, hingga kini belum bisa dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini mempengaruhi sistem pengereman.
Pada kecelakaan yang terjadi di Turunan Rapak Jumat (21/1/2022) lalu, sopir truk Muhammad Ali (48) menyatakan sudah mengerem beberapa kali sebelum mencapai turunan panjang di lampu lalu lintas tersebut.
Kompresor tak lagi memiliki tekanan yang cukup sesampainya di turunan ketiga yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas.
“Habis anginnya, 'ngeblong', gitu,” kata Budi seperti dilansir Kompas.com.