Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lumpur Lapindo

Masih Ingat Lumpur Lapindo? Ternyata Berisi Harta Karun Super Langka yang Kini Diburu Dunia

Masih ingat lumpur lapindo? seperti yang diketahui menjadi kenangan kelam bagi warga sekitarnya.

Editor: Glendi Manengal
Youtube Raja Drone ID
Masih ingat Lumpur Lapindo? Ternyata Berisi Harta Karun Super Langka, Diburu Dunia. 

Mencegah semburan lumpur membanjiri pemukiman warga, dibangun lah tanggul-tanggul penahan dari material tanah yang dikerjakan menggunakan eskavator dan alat-alat berat lainnya.

Lumpur yang tak kunjung berhenti menyembur menyebabkan beberapa kali tanggul mengalami jebol di sana-sini, karena tak kuat menahan tekanan yang ada.

Tak pelak, lumpur yang tertampung pun tumpah menerjang pemukiman warga. Tidak hanya membanjirinya, namun menenggelamkannya.

Salah satu kejadian tanggul jebol terjadi pada 10 Agustus 2006.

5.680 jiwa mengungsi

Diberitakan Harian Kompas (29/5/2021), tanggul penahan lumpur setinggi 3 meter di Desa Siring jebol sepanjang 15 meter.

Akibatnya, 750 rumah warga tergenang, 5.680 jiwa diungsikan, dan jalur kereta api Surabaya-Malang juga Surabaya-Banyuwangi tertutup.

Hingga saat ini, tidak ada yang bisa memastikan kapan lumpur yang berasal dari kedalaman 2.734 meter itu akan berhenti menyembur.

Mengutip arsip Harian Kompas (19/6/2006), dalam 21 hari kejadian saja sudah 90 hektar lahan yang terdiri dari sawah, tambak, juga permukiman, sudah rerendam lumpur sedalam 1-6 meter.

Ketika itu, General Manager PT Lapindo Brantas, Imam Agustino menyebut setiap harinya, sekitar 5.000 meter kubik lumpur dimuntahkan.

Bagaimana dengan hari ini, ketika lumpur sudah menyembur selama 15 tahun hingga membentuk bagian menyerupai kawah yang aktif mengeluarkan asap, di antara hamparan luapan lumpur yang telah mengering.

Tangkapan layar dari citra Google Maps di atas dapat membantu kita mengetahui seberapa luas area yang telah ditelan oleh lumpur panas ini.

Untuk menangani bencana ini, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggelontorkan anggaran dalam jumlah yang tidak sedikit.

Dikutip dari Kompas.com (8/6/2020), dianggarkan dana sebesar Rp 239,7 miliar untuk penanganan lumpur ini.

Dana itu, di antaranya digunakan untuk optimalisasi pengaliran lumpur ke Kali Porong juga menjaga keandalan tanggul dan infrastruktur penopang lainnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved