Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Prakiraan Cuaca

Keterangan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Terkait Fenomena Seruakan Dingin

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem bagi seluruh wilayah di Indonesia

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Chintya Rantung
Isvara Savitri/Tribun Manado
Kantor Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado BMKG Sulut yang berada di Jalan A A Maramis Nomor 828, Lapangan, Mapanget, Manado, Sulut 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem bagi seluruh wilayah di Indonesia.

Cuaca ekstrem tersebut salah satunya disebabkan adanya Fenomena Seruakan Dingin.

Salah satu daerah yang diperkirakan mengalami cuaca ekstrem tersebut adalah Sulawesi Utara (Sulut).

Lalu, apa sebenarnya Fenomena Seruakan Dingin tersebut?

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado BMKG Sulut Ben Arther Molle mengungkapkan Fenomena Seruakan Dingin atau Cold Surge tersebut dari Benua Asia.

"Secara sederhana cold surge ini membawa massa udara basah yang ada di daerah Asia. Secara umum seruakan dingin mempengaruhi daerah-daerah yang dilaluinya, lebih dominan di daerah Sumatera, Kalimantan, dan juga beberapa daerah lain di Indonesia," jelas Ben ketika ditemui Tribunmanado.co.id, Rabu (19/1/2022).

Meski begitu, seruakan dingin bukan satu-satunya fenomena yang mempengaruhi peningkatan curah hujan saat ini.

Ben menyebut bahwa penyebab lain adanya sinyal gelombang ekuator seperti Gelombang Kelvin dan Gelombang Rossby yang memicu adanya peningkatan tutupan awan ata meningkatkan jumlah curah hujan.

"Hal tersebut karena pengaruhnya terhadap jumlah pertumbuhan awan yang signifikan di wilayah Indonesia khususnya di daerah-daerah yang dekat dengan ekuator termasuk Sulut," tutur Ben.

Gelombang-gelombang ekuator ini menurut pantauan BMKG Sulut juga mempengaruhi jumlah curah hujan di Sulut.

Kemudian, hal lain yang mempengaruhi curah hujan adalah sirkulasi siklonik yang merupakan daerah pertemuan angin sehingga terjadi penumpukan massa udara yang menyebabkan pertumbuhan awan hujan.

"Ada juga faktor lainnya seperti pusat-pusat tekanan rendah karena Sulut berbatasan dengan Samudera Pasifik, sehingga gangguan dinamika atmosfer seperti itu bisa menyebabkan pertumbuhan cuaca dan meningkatkan potensi cuaca ekstrem di Sulut," sambung Ben.

Secara umum dari rilis BMKG yang terdampak cuaca ekstrem ada di Sumatera Barat (Sumbar), Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatera Selatan (Sumsel), DKI Jakarta, serta sebagian besar wilayah Sulawesi baik di Sulut, Sulawesi Tengah (Sulteng) maupun Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Prediksinya akan terjadi pada 17 Januari-22 Januari 2022," pungkas Ben.

Ben juga mengatakan secara umum Indonesia termasuk Sulut saat ini sedang berada di puncak musim hujan sehingga curah hujan yang terjadi pada Januari 2022 akan lebih banyak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved