Sidak Pungli di Bitung
BREAKING NEWS Wali Kota Bitung Maurits Mantiri Berang, Ada Masalah Pungli dan Calo di Disdukcapil
Maurits Mantiri, Walikota Bitung berang dengan dugaan praktik percaloan hingga pungutan liar (pungli), di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bitung
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Maurits Mantiri, Walikota Bitung berang dengan dugaan praktik percaloan hingga pungutan liar (pungli), di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bitung.
Maurtis Mantiri langsung mendatangi kantor Disdukcapil, yang berada dekat dengan kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) di kompleks perkantoran walikota jalan DR Sam Ratulangi Bitung, Selasa (18/1/2022).
Begitu masuk ke kantor Disdukcapil, Maurits yang menggenakkan pakaian dinas Keki warna coklat langsung membuka maskernya lalu menyampaikan dengan tegas tentang dugaan pungutan liar dan percaloan.
"Kalian sudah berapa disampai-sampaikan, untuk jangan pungli, pungli, berdosa. Kalian masih buat pungli," kata Maurits Mantiri ke jajaran Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Pada kesempatan itu, mempertanyakan kinerja dari seluruh pegawai, staf hingga tenaga harian lepas di Disdukcapil Bitung, apakah sanggup bekerja dengan benar? Atau menjadi makelar.
"Sudah setengah mati kami mengurus masalah data-data di kota Bitung, kalian tidak berhenti lakukan pungli," ujar Maurits dengan nada marah sambil menjulurkan tangan kanannya ke jajaran Disdukcapil.
Terkait dengan upaya pencegahan agar supaya tidak terjadi pungli, kepala kejaksaan negeri (Kejari) Bitung sudah sempat datang dan mewarning agar jangan terjadi pungli, namun sangat disesalkan perbuatan itu masih saja terjadi.
Tak berhenti disitu, dalam keadaan kecewa, marah bercampur geram Maurits Mantiri mencari oknum yang disebut korban bernama Selin.
Oknum perempuan bernama Selin, oleh korban meminta uang Rp 1 juta untuk mengurus KTP dan kartu keluarga.
Korban, seorang perempuang lalu ikut dihadirkan dan menunjuk siapa yang terlibat.
"Janjian di depan lapagan maesa Bitung, menerima uang dari kami," sebut seorang perempuan yang menjadi korban praktik dugaan pungli dan percaloan.
Kembali ke Maurits, benar-benar menyesalkan dan kecewa dengan masih adanya oknum calo di Disdukcapil Bitung.
Menurutnya, untuk pengurusan di capil harus langsung dilakukan oleh pemohon dalam hal ini masyarakat tanpa melalui calo.
"Kalau masih ada calo, mereka yang makan uangnya. Kalian (capil) yang terima dosanya, tentu masih ada orang yang bermain. Ini peringatan terakhir, karena yang lalu masih di tolong namun kalau kali ini kami akan suruh tangkap oleh Kejari," kata dia.
Menurutnya, jika masih ada mental melakukan pungli dan calo pasti persoalan - persoalan di Bitung tak kunjung selesai.