Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minut

Soal Aksi Dewo, Pengamat Politik Nilai Ini Bisa Picu Terdegradasinya Kekuatan Partai Golkar di Minut

Dukungan terhadap Partai Berlogo Banteng ini datang dari eks pentolan Partai Golkar Sulut, Denny Wowiling

Penulis: Hesly Marentek | Editor: Chintya Rantung
IST
Pengamat Politik Josef Kairupan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Bak sebuah kejutan di Hari Ulang Tahun (HUT) ke 49 PDI Perjuangan.

Dukungan terhadap Partai Berlogo Banteng ini datang dari eks pentolan Partai Golkar Sulut, Denny Wowiling.

Mantan Ketua DPD Partai Golkar Minut ini memimpin pendukungannya yang tergabung dalam Dewo Fans Club dengan mamakai baju PDIP tepat di HUT ke 49.

Tak cuma itu, ia bahkan mencabut baliho Airlangga dan plang papan nama di Sekretariat Golkar Minut.

Mereka lalu mengambil alih Sekretariat dan menjadikan sebagai lokasi PDI-Perjuangan, serta menambahkan baliho Puan dan bendera PDI-Perjuangan.

Terkait hal ini pun mendapat tanggapan dari Pengamat Politik Josef Kairupan.

Menurut Akademisi Unsrat ini, akhir-akhir ini publik dipertontonkan dengan konflik internal parpol yang notabene bukan sebagai parpol penguasa atau pemenang pemilu.

Sehingga secara kasat mata hal ini bisa membentuk opini publik hanya sekedar mencari perhatian.

Walaupun dalam kehidupan partai politik tentunya hal ini adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari. Karena konflik merupakan bagian dari dinamika politik.

"Konflik-konflik yang terjadi seperti ini disebabkan bisa jadi karena adanya keterbatasan sumber daya manusia, perebutan posisi antara kader, perbedaan ideologi maupun pendapat," terangnya.

Terkait kisruh yang terjadi di PG Minut, dimana aksi penggantian Sekretariat Partai Golkar menjadi PDI-P.

Jika dipandang dari aspek psikologis merupakan imbas dari kekecewaan kader Partai Golkar dengan keputusan DPD I Sulut yang memberhentikan Dewo dari kepengurusan Partai Golkar Minut.

Dengan alasan dianggap tidak mampu menjaga marwah Partai dengan mendeklarasikan Capres Cawapres yang secara resmi belum diputuskan oleh DPP Partai Golkar.

"Namun di sisi lain, hal ini dapat menyebabkan terdegradasinya kekuatan Partai Golkar di Minut. Karena Dewo adalah kader potensial yang telah terbukti memberikan sumbangsih besar untuk Partai Golkar," jelasnya.

Adapun walaupun masing-masing parpol memiliki rules of the game dalam menangani konflik yang terjadi.

Tetapi alangkah lebih elok jika konflik internal di selesaikan secara elegant, tanpa mempertontonkan aksi yang menimbulkan pro kontra di kalangan publik.

"Setiap konflik sedikit banyak pasti mengakibatkan kerugian pagi Parpol. Karena kader yang didepak pasti memiliki pendukung dan konstituen yang jelas dan hal ini terbukti pada kasus Partai Golkar Minut," terang Josef Kairupan.

Dosen Fispol unsrat ini menilai, Golkar Sulut seharusnya lebih bijaksana menyikapi dan mengambil keputusan terhadap kader yang keseleo untuk menjaga keutuhan partai.

Karena bagaimanapun juga realita yang ada Golkar Sulut keok' berturut-turut dalam menggalang suara baik di pemilu maupun Pilkada.

Sehingga evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki keadaan perlu dilakukan, bukan hanya sekedar mengedepankan emosi like or dislike, bahkan pengembangan kader perlu menjadi perhatian.

"Karena kader-kader PG Sulut tidak lagi terlalu laku dijual.

Begitu pula dengan Ketua DPD I Sulut, hal ini yang seharusnya menjadi pusat perhatian bagi Partai Golkar agar kedepannya menghadapi pemilu serentak 2024 mampu menciptakan kader-kader potensial yang mengakar, populer, dan diterima oleh publik, sehingga dapat memenangi kontestasi," pungkas Kairupan. (hem)

Pemkab Minahasa Jadi Pemenang Lomba Masak Kategori Dessert di HUT PDIP

Kasus Kekerasan Anak Masih Terus Terjadi, Ketua LPAI Sulut: Jangan Takut Melapor

 

 

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved