Korea
Pembelot Misterius Lewat Zona Demiliterisasi ke Arah Korea Utara, Militer Korsel Hubungi Korut
Sejak Perang Korea, lebih dari 30.000 orang Korea Utara mengungsi ke Korea Selatan akibat penindasan dan kemiskinan selama bertahun-tahun di Korea Uta
Kehebohan publik dan politik muncul pada September 2020, setelah pasukan Korea Utara menembak mati seorang pejabat perikanan Korea Selatan yang hilang di laut.
Ketika itu, Pyongyang menyalahkan aturan anti-virus yang mereka terapkan, dan meminta maaf.
Dua bulan sebelumnya, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengumumkan darurat nasional dan menutup perbatasan setelah pembelot Korea Utara yang lari ke Selatan dan kembali ke Utara disebut mengalami gejala Covid-19.
Meski begitu, kejadian pembelotan ini termasuk langka mengingat biasanya warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan.
Tekanan dan kemiskinan bertahun-tahun di Korea Utara yang membuat warga negara tertutup itu memutuskan membelot.
Biasanya, warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan, melarikan diri dulu ke China.
Mereka kemudian masuk ke Korea Selatan melalui negara lain.
Hanya sedikit yang berani menyeberangi DMZ karena penuh ranjau darat dan adanya kehadiran militer yang kuat di kedua sisi.
Perang Korea 1950: Bagaimana Akhirnya dan Kenapa Korsel-Korut Tidak Bersatu
Perang Korea 1950 berakhir tanpa perjanjian damai, sehingga secara teknis Korea Selatan dan Korea Utara sampai sekarang masih berperang.
Sejauh ini ujung dari Perang Korea adalah gencatan senjata, dan upaya-upaya untuk melakukan perjanjian damai selalu menemui jalan buntu.
Lantas bagaimana akhir dari Perang Korea pada 1950 serta kenapa Korsel dan Korut tidak bersatu? Berikut adalah rangkuman sejarahnya.
Bagaimana awal terjadinya Perang Korea?
Menurut National Geographic, sejarah Perang Korea berakar dari pendudukan Jepang di Korea selama 1910-1945. Ketika Perang Dunia II berakhir dan Sekutu mulai membongkar Kekaisaran Jepang, nasib Semenanjung Korea menjadi tawar-menawar antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.
Pada 1948, Korea Utara dan Korea Selatan dipisah oleh garis paralel ke-38, garis lintang yang melintasi Semenanjung Korea.
Korea Utara menjadi negara sosialis yang dipimpin Kim Il Sung dan didukung Uni Soviet, sedangkan Korea Selatan menjadi negara kapitalis yang dipimpin oleh Syngman Rhee dan didukung AS.