Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Korea Utara Alami Krisis Pangan pada 2021, Kim Jong Un: Kondisi yang Tidak Menguntungkan

Selama pandemi, Korea Utara tetap diam dan memisahkan diri lebih jauh dari dunia luar. Negara ini juga belum mengakui satu pun kasus domestik Covid-19

(STR / KCNA VIA KNS / AFP)
Gambar ini diambil pada 27 Desember 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 28 Desember menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea di lokasi yang belum dikonfirmasi. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sekali lagi mengakui ada "masalah pangan" di negaranya.

Ini disampaikan dalam pidatonya, yang sekaligus mengakhiri pertemuan penting Partai Pekerja Korea yang digelar selama lima hari.

Kim Jong Un, mengakui negaranya mengalami krisis pangan pada pidato yang ia sapaikan.

Hal ini ia sampaikan dalam pidato akhir tahun yang menandai berakhirnya pertemuan penting Partai Pekerja Korea selama lima hari.

Hasil Investigasi Komnas KIPI Atas 2 Anak di Bone dan Jombang yang Meninggal Usai Disuntik Vaksin

Dalam pidato akhir tahun Kim, yang dirangkum KCNA, Sabtu (1/1/2022), menyebut soal referensi singkat untuk "pekerjaan pencegahan epidemi darurat".

Selama pandemi, Korea Utara tetap diam dan memisahkan diri lebih jauh dari dunia luar.

Negara ini juga belum mengakui satu pun kasus domestik Covid-19 hingga saat ini.

Dikutip dari CNN, mayoritas pidato Kim berfokus pada kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di negara itu.

Ia juga memuji kemajuan militer di bawah kepemimpinannya yang sudah berjalan sepuluh tahun.

Sementara pemimpin Korea Utara tak menjelaskan secara gamblang mengenai tingkat kelangkaan pangan, Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memperingatkan kekurangan parah di negara itu pada 2021, termasuk kekurangan ratusan ribu ton beras.

Masalah krisis pangan semakin diperparah usai banjir besar melanda beberapa daerah penghasil beras paling subur di Korea Utara.

Ini bukan kali pertama Kim mengakui adanya krisis pangan di negaranya selama 12 bulan terakhir.

Pada Apil 2021, KCNA melaporkan Kim mendesak orang-orang untuk menjalankan "Maret yang Sulit", saat berpidato di pertemuan politik tingkat atas.

Istilah tersebut mengacu pada periode kelaparan yang menghancurkan di awal 1990-an, saat ekonomi Korea Utara merosot tajam menyusul runtuhnya Uni Soviet, yang mengakhiri aliran bantuan ke negara itu.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved