Kaleidoskop 2021
Kaleidoskop 2021, VAP Vonis 4 Tahun Penjara hingga ABK Asal Minahasa Sempat Terjun ke Laut
Mantan Bupati Minut Vonnie Anneke Panambunan (VAP) akhirnya divonis empat tahun penjara.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Tahun 2021 merupakan tahun yang cukup berwarna di Sulawesi Utara (Sulut).
Beberapa peristiwa menarik terjadi di tahun 2021, salah satunya Mantan Bupati Minut Vonnie Anneke Panambunan (VAP) yang akhirnya divonis empat tahun penjara.
Selain itu, banjir pesisir atau banjir terjadi 2 kali di Kota Manado selama tahun 2021.
Ada pula kisah menarik ABK asal Tompaso, Minahasa, Sulut yang rupanya dikirim ke kapal ikan asing berbendera Cina secara ilegal.
Berikut rangkuman peristiwa menarik di Manado, Sulut:
1. Mantan Bupati Minut VAP Divonis 4 Tahun Penjara

Mantan Bupati Minahasa Utara (Minut) Vonnie Anneke Panambunan (VAP) divonis empat tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Manado.
VAP terbukti terlibat dalam kasus korupsi proyek pemecah ombak di Likupang 2, Likupang, Minut, Sulut bersama Mantan Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjungan Tambunan, Mantan Kepala BPBD Minut Rosa Tindajoh, Alexander Mozes Panambunan, dan Direktur Utama (Dirut) PT Manguni Makasiouw Minahasa Robby Maukar yang telah lebih dulu menjadi tersangka.
Kuasa Hukum VAP, Stevie Da Costa mengungkapkan VAP kini ditahan di Rutan Kelas IIA Manado atau Rutan Malendeng.
Meski sempat beberapa kali sakit dan dirawat di rumah sakit, Stevie mengatakan kini VAP dalam keadaan sehat.
"VAP menerima putusan dan sudah inkrah. Sekarang beliau ditahan di Rutan Malendeng," ujar Stevie, Senin (27/12/2021).
2. Banjir Rob Kembali Melanda Pesisir Kota Manado

Banjir rob telah terjadi di pesisir Kota Manado selama dua kali dalam kurun 2021.
Yang terbaru, banjir rob kembali terjadi pada Selasa (7/12/2021).
Banjir rob ini disebabkan gelombang tinggi, fase bulan baru, dan jarak bulan saat itu berada paling dekat dengan bumi.
Adanya peningkatan gelombang laut juga menyebabkan ketinggian pasang air laut maksimal secara signifikan.
Banjir rob ini mengganggu aktivitas masyarakat di pesisir Kota Manado, salah satunya tak ada pelayaran menuju ke kepulauan selama satu hari.
Selain itu, para pedagang di Boulevard II terpaksa harus libur jualan selama beberapa hari karena ombak tinggi hingga banjir.
Nelayan pun terpaksa memindah perahunya hingga ke badan jalan supaya tidak terbawa arus.
Mereka pun terpaksa tidak melaut selama beberapa hari.
3. Banyak Jalan Rusak di Kota Manado, Pemerintah Tak Bergeming

Jalan rusak masih banyak ditemukan di Kota Manado.
Jalan Lengkong Wuaya, Jalan Arie Lasut, Jalan Sea, dan Jalan Raya Politeknik hanya sekian dari jalan rusak di Kota Manado.
Salah satu yang paling terkenal adalah Jalan Lengkong Wuaya, Paal 2, Manado, Sulut yang menurut warga sudah tampak seperti sungai.
Padahal Jalan Lengkong Wuaya yang merupakan akses menuju Terminal Liwas ini sudah rusak selama kurang lebih 10 tahun.
Tak jarang Jalan Lengkong Wuaya menyebabkan pengendara kecelakaan dan mogok.
Meski banyak jalan rusak, pemerintah kota (Pemkot) maupun pemerintah provinsi (Pemrpov) tampak bergeming.
Hanya Jalan Lengkong Wuaya yang diperbaiki, pun hanya dengan pasir dan bebatuan yang tak ada lanjutannya hingga kini.
"Sepertinya memang bukan perbaikan resmi, hanya 'sekadar' merespon keluhan masyarakat yang sudah bertahun-tahun," ujar Decky, Rabu (29/9/2021).
4. ABK Asal Sulut Berhasil Pulang ke Indonesia Setelah Sempat Nekat Terjun ke Laut

Anak Buah Kapal (ABK) asal Tompaso, Minahasa, Sulut bernama Brando Brayend Tewuh (28) sempat bekerja di kapal ikan asing berbendera Cina dengan tidak manusiawi.
Setelah bekerja selama satu tahun, Brando pun baru tahu bahwa perusahaan penyalur dirinya dan beberapa ABK, PT Raja Crew Atlantik (RCA) ternyata adalah perusahaan bermasalah.
Saat bekerja di salah satu kapal, Kapal Liao Dong Yu 571 Brando dan ABK lainnya harus melakukan kerja paksa dan tidak mendapat perlakuan yang layak.
"Sehari bisa tidur dua jam saja sudah bersyukur banget. Itu saja harus sembunyi atau curi-curi waktu saat jaring sudah turun dan belum ada ikan masuk," kata Brando, Kamis (15/9/2021).
Brando dan ABK lainnya juga makan makanan tak layak, serta minum air sulingan.
Bahkan ada dua ABK yang meninggal karena kecelakaan kerja.
Karena tak tahan, Brando dan beberapa ABK merencanakan untuk kabur dengan terjun ke laut namun tidak berhasil.
Akhirnya, Brando dan beberapa ABK dijemput oleh seorang warga Somalia menggunakan sekoci dari Kapal Liao Dong Yu 571.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya Rabu (15/9/2021) Brando bisa pulang ke kampung halamannya di Tompaso.
• Kabar Olla Ramlan Baru Rayakan Anniversary Pernikahan, Kini Mendadak Bahas Perceraian
• 3 Berita Populer Selebriti Sore ini, Kabar Sunan Kalijaga, Askara Harsono dan Sosok Madam Pang
• Penyebab Perceraian Ririn Dwi Ariyanti dan Aldi Bragi Terungkap, Ternyata Ini yang Terjadi