Peristiwa
Masih Ingat Riyanto? Banser NU Pahlawan Bom Natal, Sudah 21 Tahun Berlalu, Begini Kisah Heroiknya
Riyanto merupakan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang meninggal karena menyelamatkan banyak nyawa ketika malam Misa Natal
TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat Riyanto ? Banser NU pahlawan bom Natal, 21 tahun berlalu ini kisahnya
Nama Riyanto selalu dalam ingatan masyarakat di Indonesia.
Riyanto Banser Nahdlatul Ulama (NU) meninggal pada malam Natal, tepatnya 24 Desember 2000, bersamaan dengan malam Misa Natal.
Riyanto merupakan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang meninggal karena menyelamatkan banyak nyawa ketika malam Misa Natal.
Peristiwa tragis itu terjadi di depan Gedung Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia GSJPDI Eben Haezer, Mojokerto.
Riyanto terkena serpihan bom karena terlambat membuang bom yang dikemas dalam kantong plastik.
Ia menyelamatkan ratusan nyawa.
Umur Riyanto ketika itu baru 25 tahun.
Riyanto Banser UN berkorban untuk banyak orang meski berbeda agama.
Bahkan, almarhum Gus Dur mengatakan Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan.
Peristiwa heroik itu sudah terjadi dua puluh tahun lalu.
Namun, sosok Riyanto selalu dikenang atas keberaniannya dalam menyelamatkan para jemaah.
Rudi Sanusi Widjadja, seorang Pendeta Gereja Eben Haezer, mengenang sosok Riyanto sebagai seorang patriot.
"Karena keberanian dia untuk membawa itu dengan asumsi supaya tidak ada ledakan bom itu sehingga dia masukkan ke bak kontrol di depan."
Ilustrasi bom (Istimewa)
"Kalau dari kita dia itu seorang yang saya katakan sebagai pahlawan kemanusiaan," ujarnya dilansir YouTube Kompas TV, Rabu (25/12/2019).
Riyanto juga menjadi sosok yang tidak akan pernah dilupakan oleh para anggota Banser Kota Mojokerto.
Ketua Ansor Banser Kota Mojokerto, Ahmad Saifulloh, juga mengungkapkan sosok Riyanto hingga saat ini masih menjadi panutan anggota Banser.
"Sosok yang tak pernah dilupakan dan menjadi panutan anggota Banser. Riyanto juga menjadi tauladan yang luar biasa dan itu lahir dari seorang Banser" ungkapnya.
Menurutnya, anggota Banser dapat belajar dari Riyanto dalam membangun hubungan sesama manusia.
"Apa yang dilakukan Riyanto menjadi motivasi bagi kami untuk selalu menjaga dan menghidupkan tentang bagaimana kita membangun hubungan sesama manusia," ujar Ahmad.
"Serta bagaimana menghidupkan toleransi khususnya dalam kehidupan umat antar beragama," jelasnya.
Dikutip dari TribunSolo.com, Riyanto tengah berjaga saat misa pada malam Natal, 24 Desember 2000, ketika ia mendapatkan kabar dari seseorang terkait bungkusan hitam mencurigakan.
Dengan sigap, anggota Banser itu langsung membuka bungkusan tersebut.
Saat melihat banyaknya rangkaian kabel, ia langsung meyakini itu merupakan sebuah bom.
Riyanto kemudian membawa bungkusan itu dan segera melemparkannya ke tempat sampah.
Namun, bungkusan tersebut terpental hingga akhirnya Riyanto mengambil dan mendekapnya.
Saat berusaha membawa bom ke tempat yang jauh dari keramaian, nahas bom tersebut meledak.
Nyawa Riyanto tidak dapat diselamatkan.
Meski begitu, ia telah menyelamatkan ratusan nyawa lainnya.
Aksi heroik Riyanto ini akan terus dikenang sebagai pejuang kemanusiaan yang tidak mengenal batasan golongan ataupun agama.
Tonton videonya:
Fakta-fakta dan cerita kisah Riyanto Banser NU pahlawan bom Natal
1. Meninggal karena mendekap bom
Pada 24 Desember 2000, Riyanto bersama petugas pengamanan gereja dan polsek menemukan bungkusan mencurigakan di dalam gereja Eben Haezar, Mojokerto.
Riyanto memberanikan diri membuka bungkusan tersebut dan ternyata bungkusan itu adalah bom.
Tiba-tiba terlihat percikan api dari dalam bungkusan.
Riyanto dengan sigap berteriak: Tiarap!
Riyanto berusaha membuang bom keluar dari gereja agar tidak meledak di dalam gereja yang saat itu penuh jemaat Natal.
Bom dilempar keluar oleh Riyanto ke tempat sampah tapi terpental.
Riyanto ini dengan cepat mengambil kembali bom itu untuk dibuang lebih jauh lagi dari gereja.
Namun, bom keburu meledak dan meledak di pelukan pemuda NU berusia 25 tahun ini.
Anggota Banser NU ini meninggal dunia di tempat dengan kondisi jari-jari dan wajah yang menyedihkan.
Riyanto meninggal lantaran mendekap bom yang ia bawa keluar dari gereja.
"4. Shbt Riyanto adlh seorang yg pemberani (berjiwa patriotik),
walaupun tahu bahwa bom adalah benda berbahaya,
tanpa ragu diambilnya, didekap dan dibawa lari keluar Gereja, walaupun pada akhirnya "Blaaarrr" bom itu meledak
dan sahabatku Riyanto mengorbankan dirinya," cuit @Ansor_Jatim.
2. Namanya dijadikan sebagai nama jalan di Kota Mojokerto
Untuk mengenang jasa Riyanto, namanya dibuat sebagai nama jalan di Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Bahkan pemerintah Kota Mojokerto juga membangun gapura megah di Jalan Riyanto.
3. Haul kematiannya dihadiri Gus Dur
Dalam peringatan 5 tahun meninggalnya Riyanto di Mojokerto kala itu, Gus Dur hadir untuk mendoakan dan mengenang almarhum Riyanto.
Tidak hanya Gus Dur, haul itu juga dihadiri penyanyi kenamaan Franky Sahilatua.
4. Diberi gelar Pejuang Kerukunan Umat Beragama
Setahun lalu, Ketua Umum PP GP Ansor memberi gelar Pejuang Kerukunan Umat Beragama' bagi Riyanto
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Noorchasanah Anastasia Wulandari)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 20 Tahun Berlalu, Aksi Riyanto Anggota Banser yang Meninggal saat Malam Misa Natal, Masih Dikenang
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Mengenang Kisah Heroik Anggota Banser NU di Natal 2000, Riyanto Peluk Bom Demi Selamatkan Nyawa