Piala AFF 2020
Ezra Walian Jadi Pilihan dan Kunci Keberhasilan Skema Shin Tae-yong, Pernah Main Bersama De Jong
Pemain naturalisasi asal Belanda berdarah Manado, Ezra Walian menjadi pilihan utama Shin Tae-yong sebagai penyerang tengah timnas merah putih.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Pemain naturalisasi asal Belanda berdarah Manado, Ezra Walian menjadi pilihan utama Shin Tae-yong sebagai penyerang tengah timnas merah putih.
Ezra Walian menjadi pilihan Shin Tae-yong untuk mengisi pos utama penyerang tengah Timnas Indonesia di gelaran Piala AFF 2020.
Meski baru menciptakan satu gol dari 4 pertandingan, Ezra adalah kunci dari skema Shin Tae-yong yang mengandalkan kolektivitas pemain.

Striker milik Persib Bandung itu bermain begitu cair dengan sering menjemput bola ke tengah hingga melakukan pergerakan dari lini sayap.
Ezra tak hanya mampu menjadi juru gedor utama, namun dapat berperan sebagai pemberi assist dan pembuka ruang bagi pemain lainnya yang muncul dari lini kedua.
Ya, Tae-yong memang tidak memiliki target man di Timnas Garuda, ia meninggalkan seorang Spasojevic, striker berpostur jangkung yang dianggap tak masuk dalam skemanya.
Semua striker Timnas Indonesia merupakan pemain yang memiliki kecepatan dan kreatif yang ditopang oleh para gelandang pekerja keras.
Baca juga: PASI Sulut Tidak Pilih Kasih soal Pontensi Atlet Muda
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Winter Wonderland - Dean Martin
Umpan jauh dan terobosan digunakan semaksimal mungkin dalam mengubah arah serangan memanfaatkan kecepatan para pemain depan untuk menciptakan peluang dengan ruang kosong yang dimiliki.
Di sini Tae-yong meninggalkan peran striker murni yang identik dengan postur jangkung, permainan fisik, dan sundulan yang mematikan menjadi permainan cepat yang energik, kreatif, dan efisien.
Dan Ezra adalah orang yang tepat jika Tae-yong membutuhkan efisiensi dan kreativitas di sepertiga akhir serangan garuda.
Baca juga: Kisah Inspiratif dari Prof Winda Mercedes Mingkid
Kualitas passing dan visi bermain yang ia miliki akan membuat serangan Indonesia lebih rancak, ia juga bisa menyelesaikan peluang dengan baik.
Pengalamannya bermain di akademi Ajax Amsterdam bersama pemain-pemain sekaliber Frankie De Jong, Donny van de Beek, hingga bek Juventus, Matthijs de Ligt membuat permainannya begitu matang.
Ezra memberi sentuhan baru dalam karakter striker Timnas Indonesia selama beberapa tahun terakhir.
Dia bukanlah target man, meski memiliki postur yang ideal, 185 sentimeter dan berbadan sedikit bongsor.
Ia tetap memiliki kecepatan dan taktik olah bola yang mumpuni. Bersama Persib, ia bermain di belakang striker utama, Wander Luiz.