Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Korea utara

Rakyat Korea Utara Dilarang Tertawa dalam 11 Hari

Negara yang kini dipimpin Kim Jong Un tersebut secara eksplisit melarang warganya tertawa dan meminum alkohol selama periode berkabung 11 hari.

Editor: Aldi Ponge
hohero.com
Aktivitas para pelajar di Korea Utara. 

Disebutkan dia merevolusi seni di Korut dengan menggabungkan sejarah dan ideologi menjadi film berisi kejayaan terhadap sang ayah.

Dalam biografinya Kim telah mengomposisi enam opera dan menyukai mengelaborasi musik. Dia dilaporkan punya 20.000 film, termasuk seri James Bond.

Februari 1974, Komite Pusat telah mendeklarasikannya sebagai suksesor Kim Il Sung. Saat Kongres Partai pada Oktober 1980, kontrol Kim telah lengkap.

Pada 24 Desember 1991, dia mendapat julukan Komandan Tertinggi Angkatan Bersenjata Korut dan tampil untuk berpidato saat peringatan 60 tahun militer Korut (KPA).

3. Menjadi Pemimpin Tertinggi Korut

Pada 8 Juli 1994, Kim Il Sung meninggal dalam usia 82 tahun karena serangan jantung. Meski sudah menjadi putra mahkota, butuh waktu bagi Kim untuk mengonsolidasikan kekuasaan.

Secara resmi, Kim merupakan bagian dari triumvirate bersama Perdana Menteri Choe Yong Rim dan Ketua Parlemen Kim Yong Nam.

Kim mengepalai militer, Choe mengomandai pemerintahan dan mengurus masalah internal, sementara Kim Yong Nam berurusan dengan luar negeri.

Namun pada praktiknya Kim mempunyai kekuasaan yang absolut baik pada pemerintahan maupun segala sektor di negara komunis tersebut.

Awal dia berkuasa, Uni Soviet bubar yang membuat Korut kehilangan partner berdagang utama. Hubungan dengan China merenggang setelah normalisasi Beijing dengan Korea Selatan (Korsel).

Banjir bandang pada 1995 dan 1996, ditambah kekeringan pada 1997, membuat tanah di Korut yang bisa ditanami hanya tersisa 18 persen.

Korut pun mulai mengalami kelaparan hebat. Khawatir akan kekuasaannya, Kim memperkenalkan kebijakan Utamakan Militer dengan segala sumber daya diprioritaskan ke militer.

Dengan menggenggam militer, maka Kim bisa melindungi dirinya dari ancaman baik domestik maupun luar di tengah ekonomi yang memburuk.

Kebijakan tersebut sempat meningkatkan perekonomian yang ditopang oleh praktik pasar bertipe sosialis, Korut masih mampu beroperasi meski mengandalkan bantuan makanan dari negara lain.

Untuk kebijakan luar negeri, Kim dikenal sebagai diplomat yang piawai dan penuh siasat. Pada 1994, Korut dan Amerika Serikat (AS) menyepakati Kerangka Kerja.

Melalui kesepakatan itu, Korut diperintahkan untuk membekukan program senjata nuklir sebagai ganti bantuan untuk membangun dua reaktor guna pembangkit listrik.

Kemudian setelah bertemu Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright, Kim menyetujui adanya moratorium terkait konstruksi rudal.

Namun pada 2002, pemerintahannya mengakui masih memproduksi nuklir sejak 1994. Presiden saat itu, George W Bush menyebut Korut sebagai "Poros Setan" bersama Irak dan Iran.

Rezim Kim berargumen memproduksi secara rahasia dibutuhkan untuk kebutuhan keamanan dengan merujuk kepada keberadaan senjata nuklir AS di Korsel.

Pada 9 Oktober 2006, kantor berita Korut (KCNA) mengumumkan Pyongyang telah berhasil menggelar tes nuklir di bawah tanah.

4. Kesehatan Memburuk dan Kematian

Pada Agustus 2008, majalah mingguan Jepang bernama Shukan Gendai mengklaim Kim Jong Il meninggal lima tahun sebelumnya akibat diabetes.

Dikatakan dia tidak tampil saat upacara obor Olimpiade di Pyongyang pada April 2008, dan perannya mulai digantikan pemain pengganti.

Kecurigaan bahwa Kim meninggal makin kentara karena dia tidak tampil dalam peringatan berdirinya Korut yang ke-60. Intelijen AS yakin dia meninggal karena stroke.

Namun KCNA melansir Kim berpartisipasi dalam pemilihan pada Maret 2009 dan kembali terpilih dalam Dewan Tertinggi Rakyat Korut.

Kondisi kesehatan Kim dipantau secara aktif oleh negara lain berkaitan dengan perilakunya, program senjata nuklir yang digagasnya, hingga fakta dia mengumumkan penerus.

Kim mempunyai tiga anak dan saudara ipar, seorang jenderal bernama O Kuk Ryol, sebagai calon pemimpin. Namun saat itu dilaporkan tak ada yang menjadi kandidat kuat.

Namun pada 2 Juni 2009, beredar laporan Kim telah memilih putra bungsunya Kim Jong Un sebagai suksesornya, dan mendapat julukan Komrad Brilian.

Pada 17 Desember 2011 pukul 08.30 waktu setempat, Kim meninggal saat bepergian menggunakan kereta ke luar Pyongyang dengan dugaan akibat serangan jantung.

Pemakaman Kim digelar pada 28 Desember 2011 di Pyongyang. Korsel waspada dengan pengumuman tersebut dengan Dewan Keamanan Nasional menggelar pertemuan darurat.

Pertemuan itu dilaksanakan karena adanya kekhawatiran perebutan kekuasaan di Korut bisa mengguncang kawasan Semenanjung Korea.

SUMBER: Kenang Kematian Kim Jong Il, Rakyat Korea Utara Dilarang Tertawa 11 Hari

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved