Apa Itu
Apa Itu LSD? Narkoba dari Sari Jamur yang Digunakan Jeff Smith, Mengobati Kecanduan Alkohol
LSD dapat mengobati manusia dari kecanduan alkohol dengan tingkat kesuksesan 50 persen dibandingkan mengikuti terapi.
LSD bisa dikemas dalam bentuk pil, liquid, dan kertas gelatin. Biasanya untuk mengelabui petugas beacukai, LSD dibuat dengan bentuk kertas tipis seukuran materai dan diberi gambar yang menarik seperti sticker.
Apa Efek Mengonsumsi LSD?
Narkotika jenis LSD sendiri merupakan jenis bahan kimia baru yang bersifat halusinogen. LSD relatif bersifat tidak adiktif dan toksisitas rendah.
LSD banyak dikenal atas efek psikologisnya yang bisa dijadikan obat untuk senang-senang (rekreasional) maupun mencari ketenangan atau meditasi.
LSD juga sangat terkenal karena efek psikologisnya yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir, visual/halusinasi, baik dalam mata terbuka atau tertutup, synaesthesia (kebingungan indera, misalnya mendengar warna dan melihat lagu), serta distorsi waktu.
Pengguna LSD sangat mudah dilihat dari perubahan fungsi otonom, refleks motorik, perilaku, dan persepsi.
LSD juga dapat mempengaruhi pencernaan, aliran darah, dan kinerja organ lainnya dan menyebabkan tremor, mual, dan sulit tidur.
Karena berbagai efek sampingnya itu, LSD menjadi sangat berbahaya jika orang yang mengonsumsinya tetap melakukan berbagai aktivitas, misalnya menyetir.
Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto menyebut, efek halusinasi pada pemakai LSD akan bertahansekitar enam sampai delapan jam setelah dikonsumsi.
Oleh karena itu, sangat berbahaya jika orang yang masih dalam pengaruh LSD melakukan aktivitas seperti mengemudi.
"Orang jadi tidak bisa membedakan jarak, masih jauh atau sudah dekat.
Misalnya kalau dia mengemudi, sudah dekat, tetapi dia masih injak gas terus," kata Sumirat di kantor BNN, pada 205 lalu.
Sejarah LSD
LSD diciptakan pertama kali pada 1938 oleh peneliti Swiss, ahli kimia Albert Hoffman.