Berita Manado
Peringati Hari AIDS Sedunia, KPA Manado Minta Pemerintah Lebih Terlibat dalam Pengendalian HIV/AIDS
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia.
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Masih banyak masyarakat yang sulit membedakan AIDS dan HIV.
Pengelola Program dan Logistik Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Manado Joni Wuisang menjelaskannya kembali ketika ditemui Tribunmanado.co.id.
"HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang didapat karena menurunnya sistem kekebalan tubuh tersebut," ujar Joni, Kamis (2/12/2021).
Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulut, Joni mengatakan selama periode 1997-2020 ada 4.061 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Sulut.
"Di Kota Manado ada 1.539 ODHA dalam periode 2002-2020. Sedangkan pada tahun 2021 dari data yang kami himpun dari fasilitas-fasilitas kesehatan di Manado ketambahan 320. Itu sampai Bulan September saja," tambah Joni.
Jumlah ini menurun dibanding tahun 2020 yang ketambahan 408 orang.
Menurut Joni, hal tersebut karena di masa pandemi virus corona (Covid-19) pendekatan yang dilakukan KPA Manado kepada ODHA hanya secara virtual.
Penambahan kasus ini merupakan fenomena gunung es, karena menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jika ada satu orang terinfeksi maka ada 10-100 orang yang harus diwaspadai terinfeksi juga.
HIV/AIDS bisa menular melalui darah, cairan kelamin, dan air susu ibu (ASI) kepada bayinya.
"HIV/AIDS tidak menular melalui cairan tubuh lainnya seperti keringat, liur, atau cairan otak. Virus HIV masih ada di beberapa cairan tersebut namun jumlahnya tidak cukup untuk sampai menularkan," pungkas Joni.
Terkait hal tersebut, KPA Manado masih terus melakukan upaya pencegahan baik secara umum maupun khusus.
Pencegahan umum dilakukan kepada masyarakat, sedangkan pencegahan khusus dilakukan kepada populasi masyarakat yang berpotensi menjadi ODHA seperti pengguna narkotika, pekerja seks komersial, homoseksual, transgender, pelaku seks bebas, hingga penghuni lembaga pemasyarakatan (Lapas).
"Kami mengadakan edukasi kepada kelompok-kelompok khusus tersebut serta menyediakan beberapa kebutuhan seperti jarum suntik steril di puskesmas-puskesmas, penyediaan alat kontrasepsi," tutur Joni.