Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Seberapa Mematikannya Varian Baru Covid-19 Omicron? Diminta untuk Tingkatkan Kewaspadaan

Presiden Jokowi juga menyebut, selain varian Corona lama, disejumlah negara telah muncul varian baru Covid-19 Omicron.

Editor: Shity Nurjanah
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Seberapa Mematikannya Varian Baru Covid-19 Omicron? Diminta untuk Tingkatkan Kewaspadaan 

Tentunya, itu bagian sikap pemerintah dalam menyikapi perkembangan penyebaran Varian Omicron (B.1.1.5.2.9) yang telah terdeteksi di 13 negara dan ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam keterangan pers secara virtual, Minggu (28/11/2021) malam.

Terkait hal itu, pemerintah memutuskan untuk melakukan pelarangan masuk bagi WNA yang memiliki riwayat perjalanan selama 14 hari terakhir ke sebelas negara, yaitu Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hong Kong.

Apakah Lebih Menular?

Sebenarnya apakah varian baru virus corona (Covid-19) 'Omicron' lebih menular dibandingkan dengan varian SARS-CoV-2 lainnya atau dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah?

Asosiasi Medis Dunia (WMA) telah memberi peringatan keras bahwa mutasi lebih lanjut dari virus corona (Covid-19) dapat 'melahirkan' varian yang menular seperti Delta dan mematikan seperti virus Ebola.

Ketua Masyarakat Dokter Global Asosiasi Medis Dunia (WMA), Frank Ulrich Montgomery pun menyampaikan kekhawatirannya itu pada Sabtu  akhir pekan lalu. 

Ia menekankan pentingnya untuk tidak 'memberikan kesempatan bagi virus' untuk bermutasi lebih jauh.

"Demi mencapai ini, mungkin perlu untuk terus 'memvaksinasi dunia selama bertahun-tahun' yang akan datang," kata Montgomery.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (28/11/2021), efek mengerikan virus Ebola saat menginfeksi manusia, kata dia, dapat ditandingi oleh varian baru Covid-19 ini, mengacu pada varian Omicron.

Perlu diketahui, Ebola kali pertama ditemukan pada 1976 di Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo.

Hingga saat ini, wabah tersebut merupakan yang paling mematikan, saat terjadi di Afrika Barat pada 2014 hingga 2016, Ebola telah merenggut lebih dari 11.000 nyawa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit yang dibawa oleh virus ini menyebabkan penderitanya mengalami demam parah dan pendarahan internal, dengan tingkat kematian rata-rata mencapai sekitar 50 persen.

Sementara itu, beberapa strain Covid-19   telah menyebabkan kematian pada 90 persen dari semua kasus yang menakutkan.

Saat ditanya tentang situasi di tanah airnya, Jerman, Montgomery memperingatkan jumlah infeksi Covid-19 kemungkinan akan berlipat ganda dalam sepuluh hari mendatang.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved