Berita Internasional
Pria Ini Tega Nikahkan Putri Belianya Dengan Pria Tua, Demi Makan dan Lunasi Utang
Nama pria tersebut Fazal, memutuskan untuk menikahkan putrinya yang masih di bawah umur karena desakan ekonomi.
Pernikahan anak telah meningkat seiring dengan melonjaknya kemiskinan sejak Taliban merebut kekuasaan 100 hari lalu pada 15 Agustus.
Bahkan dilaporkan, orang tua miskin menjanjikan bayi perempuan untuk pernikahan di masa depan dengan imbalan mas kawin, kata aktivis hak-hak perempuan.
Mereka memperkirakan tingkat pernikahan anak yang lazim bahkan sebelum kembalinya Taliban bisa hampir dua kali lipat dalam beberapa bulan mendatang.
"Ini melumpuhkan hati (saya) mendengar cerita-cerita ini ... Ini bukan pernikahan. Ini pemerkosaan anak," kata juru kampanye hak-hak perempuan Afghanistan, Wazhma Frogh.
Dia mengatakan mendengar kasus setiap hari, sering melibatkan anak perempuan di bawah usia 10 tahun, meskipun tidak jelas apakah gadis muda akan dipaksa untuk berhubungan seks sebelum mencapai pubertas.
Badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan ada laporan yang kredibel tentang keluarga yang menawarkan anak perempuan berusia 20 hari untuk pernikahan di masa depan dengan imbalan mas kawin.
Menurut badan-badan PBB, lumpuh oleh kekeringan dan keruntuhan ekonomi, Afghanistan akan menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Saat musim dingin tiba, jutaan orang berada di ambang kelaparan, dan 97 persen rumah tangga bisa jatuh di bawah garis kemiskinan pada pertengahan 2022.
Kembalinya kelompok Islam garis keras secara tiba-tiba ke kekuasaan melihat miliaran dolar aset Afghanistan dibekukan di luar negeri dan sebagian besar bantuan internasional dihentikan.
Harga pangan telah meroket dan jutaan orang menganggur atau belum dibayar.
Frogh mengatakan keluarga menikahkan anak perempuan mereka untuk mengurangi jumlah mulut yang harus mereka makan, dan untuk mendapatkan mas kawin, yang biasanya berkisar antara US$500 hingga US$2.000.
Anak-anak yang lebih kecil akan mendapatkan jumlah mahar yang lebih tinggi.
Orang tua juga menyerahkan anak perempuan untuk melunasi hutang.
Frogh mengutip sebuah kasus di mana seorang tuan tanah telah mengambil gadis sembilan tahun dari penyewa yang putus asa dan memberikan pelunasan untuk hutangnya.
Di barat laut Afghanistan, dia mengatakan seorang pria lain telah meninggalkan kelima anaknya di sebuah masjid karena dia tidak bisa memberi mereka makan.