Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bolsel

Dampak Aktivitas Tambang Ilegal di Tobayagan Bolsel Mulai Dirasakan Warga

Ketua pemuda Desa Tobayagan Iman Vandeim mengatakan, sudah setahun air sungai keruh akibat aktivitas PETI di Hulu Tobayagan.

Penulis: Indra Wahyudi Lapa | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Indra Lapa
Dampak dari aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) alias ilegal di Desa Tobayagan, Kecamatan Pinolosian Tengah, Bolmong Selatan membuat masyarakat resah.

Pasalnya, akibat dari aktivitas pertambangan ilegal ini berdampak buruk kepada warga setempat.

Diantaranya sungai yang tak bisa digunakan, sawah tak bisa dipanen dan para nelayan susah mencari ikan di pinggiran pantai.

Ketua pemuda Desa Tobayagan Iman Vandeim mengatakan, sudah setahun air sungai keruh akibat aktivitas PETI di Hulu Tobayagan.

"Sebelum ada aktivitas tersebut, sungai ini terlihat jernih masyarakat yang ada disini itu banyak melakukan aktivasi di sungai ini, ada yang mencuci pakaian, dipakai mandi dan hewan ternak kalau minum disini tempatnya," ungkap dia kepada Tribunmanado.co.id, Rabu (3/11/2021) .

"Air sudah berubah warna, sudah bercampur lumpur. Hampir setahun ini tidak ada lagi aktivitas disungai ini," tambah Iman

Di tempat yang sama salah satu nelayan Sahari Podomi mengatakan, pengaruhnya bahkan pada ikan-ikan baik di Muara Sungai maupun pada Pinggiran Pantai.

"Sekarang ikan sudah tidak ada lagi, biasanya pada musim Ikan Teri dipinggiran pantai ini banyak sekali, bahkan kapal kapal tidak bisa menampungnya lagi,"

"Tapi sekarang sudah tak ada lagi, akibat lumpur yang ada ini, itu mempengaruhi ikan menjauh," ujar Sahari dengan ekspresi kekesalan sambil menunjukkan lumpur yang ada di sungai.

Ia menyampaikan, sebelumnya untuk kebutuhan sehari-hari masih mencukupi.

"Satu hari itu masih memenuhi kebutuhan. Sekarang pengeluaran yang paling banyak, sudah bukan pemasukan lagi karena harus mencari ikan di kejauhan dari pantai ini (Sahari sambil mengarahkan tangannya kedepan)," kata dia.

Kekesalan pak Sahari juga diutarakan Urip Mokoagow, salah satu warga Tobayagan yang melakukan Aksi di DPRD Bolsel kemarin.

Ia menyampaikan, pengaruhnya tidak hanya pada Nelayan tapi juga pada Petani.

"Biasanya jika banjir terjadi sebelum ada aktivitas PETI persawahan masih bisa dipanen, tapi sekarang sudah tidak bisa di Panen lagi karena sudah ada lumpur sehingga tanaman mati," jelas Urip Mokoagow.

Urip menambahkan, wakil rakyat jangan hanya diam ketika ada oknum Perusahaan yang tidak bertanggungjawab.

Pihaknya sudah 2 kali naik ke lokasi PETI untuk melakukan Aksi penolakan.

"Kami mohon, tolonglah keselamatan masyarakat. Kalau pemerintah tidak menanggapi ini, lebih baik racun saja sungai ini kemudian semua masyarakat Tobayagan masuk kesungai, supaya semuanya mati."

"Itu lebih baik dari pada tersiksa setengah-setengah," tutur dia.

Tentang Bolsel

Kabupaten Bolsel adalah satu dari 15 kabupaten / kota di Sulawesi Utara.

Pusat pemerintahan berada di Molibagu.

Jarak dari Ibu Kota Provinsi Sulut, Kota Manado ke Ibu Kota Kabupaten, Molibagu yakni 264,9 km atau 6 jam 22 menit perjalanan menggunakan kendaraan.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2008 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Bolaang Mongondow.

Kabupaten ini berbasatan dengan Kabupaten Bolmong, Boltim, Bolmut dan Provinsi Gorontalo.

Kabupaten Bolsel terdiri dari 7 kecamatan dan 81 desa, dengan luas wilayah 1.615,86 km².

Saat ini Bolsel dipimpin Bupati Bolsel Iskandar Kamaru dan Wakil Bupati Deddy Abdul Hamid. (Dra)

Eksekusi Tanah dan Bangunan di Wanea Manado Ricuh

Fahri Hamzah Rahasiakan Jawaban saat Jokowi Tanya Kenapa Oposisi Jadi Lemah

Kondisi Hanna Kirana Sebelum Meninggal Diungkap Ibunya: Tangannya Udah Mulai Membiru

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved