Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bitung

Maurits dan Rita Ikut Upacada Adat Cuci Kaki di Lirang Kota Bitung

Di HUT GMIM Bahtera Lirang ini berlangsung peletakan batu pertama pembangunan Gedung serbaguna jemaat yang berada di Kelurahan Lirang.

tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere
Wali Kota Biung Maurits Mantiri dan istri Rita Tankudung tengah melaksanakan adat cuci kaki dari suku Loloda di Kelurahan Lirang Pulau Lembeh. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Ungkapan syukur dihanturkan warga jemaat GMIM Bahtera Lirang Wilayah Bitung VI di tahun ke-78 GMIM Bahtera Lirang, Minggu (31/10/2021).

Di HUT GMIM Bahtera Lirang ini berlangsung peletakan batu pertama pembangunan Gedung serbaguna jemaat yang berada di Kelurahan Lirang, Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

Rangkaian ibadah syukur dipimpin Pdt James Mailuhi selaku ketua badan pekerja majelis Wilayah (BPMW) Bitung VI.

Menariknya usai ibdah berlangsung upacara adat oleh masyarakat Kelurahan Lirang.

Menurut Yakonia Nanangkong tokoh masyarakat adat, upacara adat yang diselenggarakan adalah adat jemputan kepada pemimpin dalam hal ini Wali Kota Bitung Maurits Mantiri. 

“Dari semua Wali Kota di Bitung, baru kali ini dilaksanakan adat ini yaitu cuci kaki dalam bahasa Loloda pembasuhan atau sigofi hohu merupakan bahasa suku ibi dan Jouwidodo bahasa Loloda,” kata Yakonia Nanangkong Minggu (31/10) malam.

Yakonia Nanangkong menjelaskan, acara adat jemputan kepada pemimpin di Kota Bitung di era kepemimpinan Wali Kota Bitung Maurits Mantiri dan Wakil walikota Hengky Honandar kembali dilaksanakan dan pelestarian, budaya cuci kaki.

Dalam upacara tersebut, awalnya Wali Kota Bitung Maurits Mantiri dan istri Rita Tangkudung yang juga ketua TP PKK Kota Bitung masing-masing diusung oleh dua pria dan perempuan ke bangsal upacara.

Di perjalanan menuju bangsal, diiringi tarian Soya berserta alat musik yang dimainkan masyarakat.

Dalam upacara adat itu, ada seorang pria yang memakai pakaian adat sebagai pembaca syair sastra. Syair itu adalah syair yang diungkap tokoh adat adalah Dola Bololo. 

Jonathan Loboke pembaca syair yang juga sekretaris adat di Kelurahan Lirang jelaskan, Loloda adalah suatu suku masyarakat yang berasal dari Halmahera Provinsi Maluku Utara.

Di Kelurahan Lirang Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung ada sekitar 95 persen masyarakat asli Loloda Halmahera dan mungkin satu-satunya yang ada di Sulut.

Upacara ini bagian dari rasa penghormatan masyarakat kepada Wali Kota Bitung bersama istri, bagian dari rasa penghormatan kepada pemimpin dengan harapan ketika memimpin kota masyarakat menjunjung setinggi-tinggi masyarakatnya.

Proses cuci kaki kepada Wali kota Bitung Maurits Mantiri dan istri Rita Mantiri Tangkudung Ketua TP PKK Kota Bitung dicuci kedua kakinya di atas sebuah batu hingga membasuhnya dengan rambut.

Cuci kaki dilakukan oleh dua orang anak perempuan, menggukan air berisi mayang kepala, yang ibaratkan seperti padi serta dedaunan atau warga menyebutnya cinga-cinga yang berarti ingat-ingat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved