Berita Internasional
Pamerkan Rudal Berbagai Bentuk, Kim Jong Un Janji Bangun Militer Korea Utara yang Tak Terkalahkan
Berdasarkan keterangan media pemerintah, Kim menegaskan angkatan perangnya diperlukan untuk menghadapi kebijakan bermusuhan AS.
Di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden, AS mengulangi kebijakannya dengan menyatakan siap berdialog dengan Utara.
Syaratnya, Pyongyang harus menyerahkan senjata nuklirnya sebelum sanksi dicabut, permintaan yang jelas takkan dipenuhi Utara.
Saat ini, Korea Utara tengah menghadapi sanksi dunia buntut uji coba senjata nuklir dan peluru kendali.
• UPDATE Klasemen Medali PON Papua Selasa (12/10/2021): Jabar Menuju 100 Emas, Jatim Jauhi DKI Jakarta

Tuding AS Biang Kerok Ketegangan di Semenanjung Korea
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, menyalahkan Amerika Serikat (AS) sebagai biang kerok ketegangan di Semenanjung Korea.
AS, dikatakan Kim Jong Un, adalah akar penyebab ketidakstabilan, dalam pidato pembukaan di pameran pertahanan, menurut kantor berita resmi Korut, KCNA.
Pyongyang berada di bawah beberapa sanksi internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya yang terlarang, tetapi membuat kemajuan pesat dengan arahan Kim Jong Un.
Pada 2017 Korut menguji rudal yang dapat mencapai seluruh benua Amerika dan melakukan ledakan nuklir paling kuat hingga saat ini. Pyongyang berdalih, mereka perlu persenjataannya untuk melindungi diri dari invasi AS.
Pemerintahan Biden berulang kali menyatakan, mereka tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara, tetapi Kim Jong Un saat pameran Self-Defense 2021 berujar, "Saya sangat ingin tahu apakah ada orang atau negara yang percaya itu."
"Tidak ada dasar dalam tindakan mereka untuk percaya bahwa itu tidak bermusuhan," tambahnya, menurut KCNA yang dikutip AFP, Senin (11/10/2021).
Pidato Kim dilakukan setelah Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir menguji coba rudal jelajah jarak jauh dan senjata hipersonik.
Pada 2018, Kim Jong Un menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang bertemu dengan presiden AS yang sedang menjabat, di KTT Singapura dan menjadi berita besar.
Namun, proses pembicaraannya kenudian terhenti setelah pertemuan kedua di Hanoi pada tahun berikutnya gagal karena tidak tercapainya keringanan sanksi dan imbalan yang diserahkan Pyongyang.
Pemerintahan Biden mengatakan, pihaknya bersedia bertemu dengan pejabat Korea Utara kapan saja atau di mana saja, tanpa prasyarat, dalam mengupayakan denuklirisasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kim Jong Un Janji Akan Membangun Militer Korea Utara yang Tak Terkalahkan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/kim-jong-un-saat-berpidato-dalam-pameran-sistem-persenjataan-di-pyongyang.jpg)