G30S PKI
Kisah Ajudan Tampan Jendral AH Nasution, Lettu Pierre Tendean yang Gagah Luluh Sama Ade Irma Suryani
Kapten Tendean atau Pierre Tendean dan Ade Irma Suryani adalah korban Gerakan 30 September. Hidup mereka berakhir tragis di malam mencekam G30S/PKI.
Terhadap si sulung Yanti yang kala itu beranjak remaja, Pierre bersikap tegas, disipilin, dan terkesan galak.
Yanti kerap kena tegur Pierre kalau menginap di rumah kawannya atau ketahuan coba-coba belajar menyetir mobil.
Namun kalau berhadapan dengan sang adik, Ade Irma, Pierre luluh.
Pierre cenderung melunak dan memanjakan putri bungsu Nasution ini.
Saban sore, Pierre selalu menemani Ade bermain sepeda di halaman belakang rumah.
Sementara istri Nas, Sunarti, kerap kali berperan menjadi pamong yang selalu menasihati Pierre, terutama soal percintaannya dengan Rukmini.
“Walaupun demikian, Yanti mengakui bahwa wajah Pierre ganteng luar biasa, yang memesona lawan jenis. Namun, dengan kekakuannya, Pierre jarang tampak genit di depan kaum hawa,” catat tim penulis biograsi resmi Pierre Tendean yang disunting Abie Besman.
Selain kegiatan di dalam kota, Pierre pun harus siaga sewaktu-waktu Nasution dinas ke kota lain.
Nasution acap kali menjadi tamu undangan sebagai pembicara dalam konferensi atau seminar nasional.
Biasanya, Pierre lah yang sering diminta Nasution untuk mendampingi dalam kunjungan di luar kota.
Di saat Nasution menjadi pembicara, sosok Pierre ternyata menjadi pusat perhatian.
Paras tampan Pierre selalu jadi magnet peserta seminar terutama peserta dari kalangan kaum hawa.
Bukan sebuah pemandangan lazim jika seorang pria keturunan Indonesia-Prancis berbadan tegap mengawal seorang jenderal penting di jajaran angkatan bersenjata.
Para perempuan yang penasaran sering berbisik dan bertanya, siapa sosok pemuda tampan yang mengajudani Jenderal Nasution itu?