Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kilas Balik

2 Pengusaha Ini Bujuk Soekarno Serahkan Kekuasaan ke Soeharto, Jalan Menuju Surat Perintah 11 Maret?

Dua sosok pengusaha yang membujuk Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan ke Soeharto menjadi kunci pemindahan kekuasaan.

Dokumen Sejarah
Soekarno dan Soeharto, 2 Pengusaha Ini Bujuk Soekarno Serahkan Kekuasaan ke Soeharto, Jalan Menuju Surat Perintah 11 Maret? 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Selama ini, transisi kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Soeharto dianggap berlangsung sejak 11 Maret 1966.

Hal itu berdasar pada momen yang ditandai penyerahan Surat Perintah 11 Maret atau Supersemar.

Namun, sebelum Supersemar diserahkan oleh Soekarno kepada Soeharto melalui Mayjen Basoeki Rachmat, Brigjen M Jusuf dan Brigjen Amirmachmud di Istana Bogor, sudah ada upaya untuk membujuk Soekarno agar mau menyerahkan kekuasaannya.

Bujukan itu datang dari dua pengusaha yang juga disebut sebagai orang dekat Soekarno, Hasjim Ning dan Dasaad.

Baca juga: Soekarno Keluar dari Istana di Malam Berdarah G30S, Temui Sosok Ini saat Pembantaian Para Jenderal

Sebelum <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/supersemar' title='Supersemar'>Supersemar</a>, Dua Pengusaha Bujuk <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/soekarno' title='Soekarno'>Soekarno</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/serahkan-kekuasaan' title='Serahkan Kekuasaan'>Serahkan Kekuasaan</a>

Dua sosok pengusaha yang membujuk Soekarno untuk menyerahkan kekuasaan ke Soeharto menjadi kunci pemindahan kekuasaan.

Sebelum mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar), Presiden Soekarno sempat dibujuk oleh dua pengusaha agar mau menyerahkan kekuasaannya kepada Soeharto.

Bujukan itu datang dari dua pengusaha yang juga disebut sebagai orang dekat Soekarno, Hasjim Ning dan Dasaad.

Cerita ini terungkap dalam biografi Hasjim Ning yang ditulis AA Navis berjudul Pasang Surut Pengusaha Pejuang, Otobiografi Hasjim Ning (1987), serta buku otobiografi Alamsjah Ratu Prawiranegara, Perjalanan Hidup Seorang Anak Yatim (1995).

Peristiwa itu terjadi sebelum penyerahan Supersemar dari Soekarno kepada Soeharto, melalui Mayjen Basoeki Rachmat, Brigjen M Jusuf dan Brigjen Amirmachmud di Istana Bogor, 11 Maret 1966 

Alamsjah Ratu Prawiranegara, yang saat itu menjabat Asisten VII Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad) Soeharto, mengusulkan untuk mengirim Dasaad dan Hasjim Ning.

Kedua pengusaha itu diminta membujuk Soekarno agar membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menyerahkan mandatnya kepada Soeharto.

Pertemuan disebut berlangsung 6 Maret 1966. Mereka berdua dianggap sebagai sosok yang dipercaya oleh Soekarno

Saking dekat dan percayanya, kata Alamsjah dalam otobiografinya, Dassad dapat bebas keluar-masuk kamar Soekarno.

"Alamsyah tahu betul siapa saja orang-orang yang dekat dengan Soekarno. Untuk membujuk perlu memakai orang-orang yang dekat dengan Soekarno," ujar sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam dalam wawancara dengan kepada Kompas.com, 6 Maret 2016

Halaman
1234
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved