Sosok Tokoh
Sosok Kapten Pierre Tendean Ajudan Jenderal AH Nasution, Gugur dalam Peristiwa G30S
Kapten Pierre Tendean menjadi salas satu pahlawan yang gugur bersama para petinggi militer Indonesia dalam peristiwa G30S.
Tendean mengenyam sekolah dasar di Magelang, lalu melanjutkan SMP dan SMA di Semarang tempat ayahnya bertugas.
Sejak kecil, ia sangat ingin menjadi tentara dan masuk Akademi Militer.
Namun, orang tuanya ingin ia menjadi seorang dokter seperti ayahnya atau seorang insinyur.
Karena tekadnya yang kuat, ia pun berhasil bergabung dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) di Bandung pada tahun 1958.
Ajudan Jenderal AH Nasution
Setelah lulus dari akademi militer pada tahun 1961 dengan pangkat letnan dua, Tendean menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan.
Setahun kemudian, ia mengikuti pendidikan di sekolah intelijen di Bogor.
Setamat dari sana, ia ditugaskan di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata-mata ke Malaysia.
Pada tanggal 15 April 1965, Tendean dipromosikan menjadi letnan satu.
Kemudian, ia ditugaskan sebagai ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution.
Kedekatan Pierre Tendean dengan Ade Irma Suryani
Sebagai ajudan AH Nasution, Pierre Tendean juga dekat dengan putri atasannya, Ade Irma.
Melansir WartaKotaLive, Pierre Tendean cenderung melunak dan memanjakan putri bungsu Nasution.
Ia kerap menemani Ade Irma bermain sepeda di halaman belakang rumah sore hari.
Naas, keduanya tewas pada malam mencekam peristiwa G30S.