Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minahasa

ABK Asal Tompaso Minahasa Berhasil Pulang Setelah Dipekerjakan Tidak Layak di Kapal Ikan Asing

Seorang ABK bernama Brando Brayend Tewuh (28) asal Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara berhasil pulang setelah dipekerjakan secara tidak layak

Penulis: Isvara Savitri | Editor: Chintya Rantung
Isvara Savitri/Tribun Manado
Brando Brayend Tewuh (28), seorang anak buah kapal (ABK) asal Tompaso, Minahasa, Sulawesi Utara yang berhasil pulang ke Indonesia setelah dipekerjakan secara tidak layak di kapal ikan asing 

Di Kapal Liao Dong Yu 571 Brando mulai merasakan hal yang tidak wajar di pekerjaannya.

Ia dan semua ABK di kapal tersebut dipaksa bekerja berhari-hari tanpa tidur di Perairan Somalia.

"Sehari bisa tidur dua jam saja sudah bersyukur banget. Itu saja harus sembunyi atau curi-curi waktu saat jaring sudah turun dan belum ada ikan masuk," kata Brando.

Selain itu, Brando mengaku dirinya dan semua ABK tidak mendapatkan perlakuan yang layak.

Mulai dari makanan yang hanya berupa bubur, nasi dan ikan rebus, hingga harus minum air laut sulingan.

Sarung tangan dan sepatu yang sudah tidak layak pun tidak boleh diganti sering-sering karena mereka hanya dijatah ganti satu bulan sekali.

Dengan beban kerja yang berat, tak jarang ABK menjadi sakit dan tidak konsentrasi.

Selama bekerja, beberapa kali Brando menyaksikan kecelakaan kerja yang menyebabkan meninggalnya beberapa ABK.

Pernah suatu kali jaring yang dibentangkan dikira sudah penuh ikan oleh kapten kapal, dan ia pun memaksa ABK untuk menarik jaring tersebut.

"Kami para ABK sudah memberi tahu kapten kapal bahwa itu bukan ikan, karena kalau ikan kawat baja pasti ke arah samping, bukan ke bawah. Tapi kapten kapal tetap ngotot jaringnya ditarik," ujar Brando.

Para ABK pun tetap melaksanakan perintah kapten kapal. Karena terlalu berat, akhirnya jaring terputus dan menyebabkan satu orang ABK asal Cina terpental ke laut dan kawat baja yang putus mencelakai ABK hingga meninggal dunia.

ABK asal Cina yang tenggelam tersebut ditemukan oleh kapal lain empat jam setelah pencarian dalam keadaan meninggal dunia.

Jasadnya yang ditemukan kemudian dimandikan oleh para ABK dan hanya disimpan dalam pendingin ikan selama kapal masih tetap berlayar.

Di situ Brando dan para ABK merasa mulai takut dan mencoba menghubungi berbagai pihak agar dirinya dan ABK asal Indonesia bisa pulang.

"Kami mencoba menghubungi perusahaan Cina yang menaungi kami setelah RCA dan mereka mengatakan bahwa mereka sudah membeli kami dan kontrak kami diperpanjang selama dua tahun," jelas Brando.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved