Sosok Tokoh
SOSOK Pendeta Paul Yonggi Cho, Simbol Pertumbuhan Kristen Pasca-perang Korea, Dahulu Penganut Buddha
David Yungi Cho, yang pendirian gereja terbesar Korea Selatan pernah berdiri sebagai simbol pertumbuhan Kristen pasca-perang di negara
Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar duka datang bagi umat kristiani dunia.
Pendeta Cho Yong-gi atau David Yungi Cho, yang pendirian gereja terbesar Korea Selatan pernah berdiri sebagai simbol pertumbuhan Kristen pasca-perang di negara itu sebelum pencapaian itu dinodai oleh korupsi dan skandal, meninggal Selasa.
Pendeta Paul Yonggi Cho meninggal pada usia 85 tahun.
Cho, seorang pendeta emeritus di Yoido Full Gospel Church Seoul, meninggal di sebuah rumah sakit Seoul.
Dia dirawat sejak dia pingsan karena pendarahan otak pada Juli 2020, kata gereja itu dalam sebuah pernyataan.
• Pendeta Paul Yonggi Cho Meninggal Dunia, Setia Perkara Kecil hingga Miliki Jemaat Terbesar di Dunia
“Dia menyampaikan Injil harapan kepada orang-orang Korea yang putus asa setelah Perang Korea,” kata pernyataan gereja.
“Dia berperan penting dalam menumbuhkan gereja Korea, khususnya mengembangkan Yoido Full Gospel Church sebagai gereja terbesar di dunia.”
Cho memulai gerejanya di Seoul dengan lima jemaah pada tahun 1958, ketika Korea Selatan masih berjuang untuk membangun kembali dirinya dari abu Perang Korea 1950-53.
Di bawah kepemimpinannya, gereja mencapai pertumbuhan eksplosif dan menjadi simbol pertumbuhan pesat Kekristenan di negara yang saat itu merupakan negara Konfusianisme.
Pada tahun 1993, gereja memiliki lebih dari 700.000 anggota, menjadikannya jemaat gereja terbesar di dunia menurut Guinness Book of Records, kata pernyataan gereja.
Pejabat gereja mengatakan keanggotaan gereja sejak itu menurun menjadi sekitar 600.000 dan mereka tidak dapat memastikan apakah gereja mereka masih yang terbesar di dunia.
Itu masih gereja Protestan terbesar di Korea Selatan.
Pejabat gereja mengatakan gereja mereka memiliki 400 pendeta di Korea Selatan dan 500 misionaris di luar negeri.
Terlepas dari prestasinya, Cho dan keluarganya telah terlibat dalam banyak skandal dalam beberapa tahun terakhir.