Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Oknum Pengacara Sadis, Ajak 5 Orang untuk Aniaya Wanita Hamil, Perempuan Itu Sampai Disetrum

Tak sendirian, pelaku berinisial AJ ini juga mengajak lima orang temannya untuk menghabisi korban.

Editor: Indry Panigoro
Tribun Kesehatan
Ilustrasi Wanita Hamil 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pengacara melakukan tindakan kriminal.

Oknum pengacara itu nyaris membunuh wanita hamil.

Meski si wanita tak meninggal, tapi dirinya mendapat perlakuan tak terduga.

Tak hanya dianiaya, tapi juga disetrum oleh si oknum pengacara.

Kasus ini terjadi beberapa hari lalu.

TKP di Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

Meski tak ada nyawa yang melayang, namun korban mengalami luka penganiayaan.

Bahkan pelaku sempat setrum wanita hamil yang termasuk bagian dari keluarga tersebut.

Oknum pengacara diduga berencana bunuh satu keluarga di Bekasi, Jawa Barat.

Tak sendirian, pelaku berinisial AJ ini juga mengajak lima orang temannya untuk menghabisi korban.

Pelaku datang membawa sejumlah senjata hingga sarung tangan ke rumah yang berlokasi di Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.

Akibatnya, AJ bersama lima temannya berinisial, BP, S, E, OS dan MA harus berurusan dengan polisi.

Ilustrasi penganiayaan
Ilustrasi penganiayaan (Fure /Shutterstock)

AJ diketahui berprofesi sebagai seorang pengacara yang memiliki usaha sampingan jual beli tanah.
Kapolsek Medan Satria Polres Metro Bekasi Kota Kompol Pol Agus Rohmat mengatakan, AJ merupakan otak dari aksi kejahatan yang terjadi Jumat (10/9/2021) malam.

Dalam melancarkan aksinya, AJ mengajak lima rekannya dengan alibi membantu menagih utang di rumah korban.

Padahal sebenarnya, AJ-lah yang memiliki utang kepada korban bernama Tommy senilai kurang lebih Rp970 juta.

"Pelaku mengajak kepada pelaku yang lain berpura-pura menagih utang, padahal sebetulnya pelaku yang punya utang ke korban," kata Agus di Mapolsek, Senin (13/9/2021).

"Temen-teman pelaku, tidak tahu kalau pelaku utama itu berinisial AJ punya utang Rp900 juta," tambahnya.

Sesampainya di kediaman korban, Jalan Mawar Indah, Perumahan Harapan Indah, para pelaku ini terpancing melakukan penganiayaan.

Sebelum itu, AJ dan korban bernama Tommy janjian untuk bertemu di kediamannya untuk membayar utang secara tunai.

"Pelaku berpura-pura kepada korban akan melunasi utangnya, dengan catatan harus ada saksi kedua belah pihak," jelasnya.

Terancam 5 Tahun Penjara

Kapolsek Medan Satria Polres Metro Bekasi Kota Kompol Pol Agus Rohmat mengatakan, para pelaku dijerat pasal 170 KUHPidana tentang penganiayaan, ancaman hukuman paling sedikit lima tahun.

Selain itu, mereka juga dikenakan undang-undang darurat tentang kepemilikan senjata dengan ancaman hukuman penjara 12 tahun.

Pihak kepolisian sampai saat ini, masih mendalami apakah lima teman AJ diajak atas dasar iming-iming uang atau semacamnya.

"Nanti kita dalami lagi, jadi dari enam orang tersangka ini, hanya dua orang yang tidak kenal sama AJ sisanya saling kenal," jelas dia.

Seluruhnya termasuk AJ, kini mendekam di tahanan mapolsek untuk mepertanggungjawabkan perbuatannya.

Kronologi

Keluarga Dodi Sutriadi (57) tak menyangka pelaku tega berbuat nekat kepada keluarganya.

Sebab, dalang dari aksi percobaan pembunuhan ini ialah AJ, dia merupakan sahat karib Tommy, putra tertua Dodi.

Pada saat malam kejadian, di rumah terdapat lima anggota keluarga ;Dodi, istrinya, Tommy dan istrinya serta anak bungsu bernama Edo.

Dodi sangat yakin, apa yang dilakukan AJ bersama lima orang temannya malam itu untuk percobaan pembunuhan.

"Mereka semua sudah menyiapkan peralatan seperti kayak orang mau membunuh saja, pake sarung tangan, ada 1 orang yang pake jaket merah itu sudah ada psitol di sini (pinggang)," kata Dodi.

Alasan Dodi menuduh AJ dan lima temannya hendak melakukan pembunuhan berencana tidak lain karena persenjataan yang sudah disiapkan.

Sebagai rincian, peralatan yang dibawa diantaranya dua bilah golok, dua alat setrum, dua pucuk senjata api, serta tujuh butir selongsong.

Kemudian mereka juga membawa dua ikat tambang, empat buah borgol, dua buah lakban hitam, satu buah double tip, enam pasang sarun tangan karet dan tiga botol semprotan (cabai) mata.

Seluruh peralatan itu dibawa di dalam sebuah tas, beruntung kejadian fatal tidak sampai merenggut nyawa korban.

"Uang itu tidak diperlihatkan, karena di CCTV enggak kelihatan, nah tas itu yang dibawa AJ ternyata isinya senjata yah," kata Dodi.

Kelimanya datang menggunakan mobil Honda Jazz, menurut Dodi, kendaraan tersebut menggunakan nomor plat palsu yang sengaja dipasang untuk menghilangkan jejak.

"Ternyata mobil yang dipakai sama mereka mobil teman pacarnya, nomor platnya sudah diganti yang kode belakangnya RFD," ucap Dodi.

"Jadi informasi dari anak saya (Tomny) si AJ ini sudah nyiapin plat nomor palsu, dia pinjam mobil lalu nomor platnya dinganti karena kalau ada apa-apa nanti dia copot lagi," ucapnya.

Di dalam mobil, barang-barang lain juga ditemukan yang diduga berkaitan dengan aksi pembunuhan berencana tersebut.

"Dari mobil itu juga ditemukan barang-barang bukti ada minuman (miras) dua, ada tangga, tangga itu kemungkinan ditunjukkan untuk mencopot CCTV," jelas dia.

Tanya CCTV

Sebelum malam petaka tiba, AJ yang merupakan sahabat karib Tommy sempat berkunjung ke rumah sekitar satu minggu lalu.

Kedatang AJ waktu itu, membicarakan perihal utang dana investasi Rp 970 juta. Tapi gelagatnya agak aneh dengan menayakan soal sistem CCTV rumah.

Sebagai informasi, AJ diketahui menjalankan bisnis jual beli tanah.

Tommy kemudian diajak untuk melakukan investasi ke bisnis tersebut.

Namun, dana investasi hampir satu miliar itu tak kunjung jelas peruntukannya.

Tommy kemudian meminta agar AJ mengembalikan uangnya.

Tommy yang menerima kedatangan AJ belum merasa curiga, termasuk ketika pelaku menanyakan detail sistem CCTV rumah.

"Jadi seminggu yang lalu, si AJ ini datang ke rumah. menjanjikan Minggu depan mau bayar, tapi masuk kedalam kondisinya ngeliat-ngeliat CCTV ada dimana dan sebagainya," ucapnya.

"Seperti melihat kondisi rumahnya gimana, CCTV ada berapa, terus recordernya ada dimana dan sebagainya, sempat anak saya kasi tau CCTVnya ada dimana, terus recorder ada di kamar," tambahnya.

Wanita Hamil Disetrum

Dari informasi yang didapat, keenam pelaku sebelum beraksi mematangkan rencana dengan berkumpul di salah satu rumah makan cepat saji kawasan Harapan Indah.

Mereka menuju ke rumah sudah cukup larut malam, antara pukul 22.00 hingga 23.00 WIB. Sebelumnya, Tommy sudah berkontak dengan AJ yang janji mau membayar utang Rp 970 juta secara tunai malam itu.

AJ berdalih, pembayaran utang senilai hampir satu miliar perlu ada saksi.

Ia kemudian memberitahukan ke Tommy agar menyiapkan saksi dan dia mengaku sudah membawa teman-temannya untuk menjadi saksi pula.

Tommy lantas meminta istri dan adiknya Edo mendampingi untuk menjadi saksi, orangtua mereka Dodi, malam itu sudah terlelap di kamar bersama sang istri.

AJ pun datang, memarkirkan kendaraan masuk ke dalam gerbang. Tommy lalu mempersilakan mereka masuk di ruang tamu.

Di ruangan tersebut, sudah terdapat istri Tommy yang sedang hamil, adiknya Edo. Mereka sempat berbincang sebentar untuk sekedar basa-basi.

AJ, dalang kejahatan sudah membawa tas berisi persenjataan, dia berpura-pura kepada Tommy tas tersebut berisi uang.

Setelah berbincang basa-basi, tiba-tiba Tommy dan Edo disemprot cairan cabai tepat di bagian mata. Situasi langsung berubah mencekam.

Istri Tommy yang sedang hamil langsung di bekap oleh seorang pelaku, kepalanya dibenamkan ke sofa sambil badannya disetrum menggunakan alat yang mereka bawa.

Sedangkan posisi Tommy, dia sudah dipiting oleh seorang pelaku setelah matanya disemprot cairan cabai.

Lalu satu pelaku lain mengeluarkan sebilah pisau golok, diarahkan ke perut Tommy. Beruntung serangan itu dapat ditangkis.

Tommy berusaha melawan menahan serangan menggunakan lengannya, alhasil, tangannya mengalami luka tusuk cukup parah.

Sedangkan Edo yang tadi sempat disemprot cairan cabai berusaha lari ke arah kamar orangtuanya, beberapa dari pelaku sempat mengejar.

Orangtua yang mendengar kegaduhan lalu bangun, pelaku sempat mengarahkan alat setrum hingga mengenai istri Dodi yang berusaha melindungi Edo.

"Di kamar berlima kayak bergelut yang satu (pelaku) ini bawa kejut listrik, bahkan istri saya ini juga sempat kena," kata Dodi.

Dodi yang melihat kekacauan di rumahnya berusaha tenang, dia bahkan meminta agar para pelaku menghentikan niat jahat mereka.

"Setelah itu saya keluar kamar, karena kan saya nggak ngerti apa-apa ni, lalu lihat anak saya Tommy sudah terluka," ucap Dodi.

Momen itu, Dodi berusaha meyakinkan AJ yang sudah kenal dekat sejak lama, agar tidak bertindak jahat.

"Terus saya bilang (ke AJ), kok kamu kayak gini kita kan kenal kayak saudara, udah mending kamu pulang, saya bilang begitu," ucapnya.

Beruntung nasihatnya masih didengar, niat jahat yang merasuki AJ dan teman-temannya perlahan luntur.

Mereka kemudian balik kanan, Dodi yang merasa telah dirugikan dengan aksi nekat AJ dan teman-teman tidak tinggal diam.

Sambil menunggu momem yang tepat, Dodi dan keluarganya tetap tenang sambil menunggu para pelaku masuk mobil dan angkat kaki dari rumahnya.

"Untungnya dia (pelaku) nurut. Tapi saya bilang, ni orang harus di laporkan ke polisi ni, tapi kalo saya teriak sekarang, bahaya," tuturnya Dodi.

Dodi yang dari tadi menahan diri mengunci pintu gerbang rumah usai kendaraan pelaku keluar, dari situ mereka langsung diteriaki maling dan mengundang warga setempat.

"Mereka semua masuk mobil, saya tutup pintu pagar langsung saya teriak maling maling. Artinya saya menganggap kalau mereka gimana-gimana di luar, kalo di sini (dalam rumah) saya takut malah melakukan penganiayaan lebih berat," jelas dia.

Warga yang mendengar teriakan Dodi ramai keluar rumah, satpam perumahan bertindak cepat dengan menutup akses keluar.

Keenam pelaku terjebak, warga yang sudah ramai kemudian meminta mereka keluar mobil. Pakaian mereka dilucuti dan diamankan di pos keamanan.

"Mereka bawa mobil, warga sudah keluar, sempat dihajar massa, itu kan ditutup warga cuma warga dalam, tapi warga diluar jalanan sudah mulai banyak tuh orang," kata Dodi.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

berita heboh

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Wanita Hamil Nyaris Meninggal Akibat Disetrum Oknum Pengacara, https://lampung.tribunnews.com/2021/09/14/wanita-hamil-nyaris-meninggal-akibat-disetrum-oknum-pengacara?page=all

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved