Internasional
Satoru Nomura, Bos Yakuza yang Divonis Hukuman Mati seusai 88 Orang Berani Bersaksi, Paling Ditakuti
Bos Yakuza, Satoru Nomura divonis hukuman mati seusai 88 orang berani bersaksi. Padahal paling ditakuti.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Selasa kemarin (24/8/2021) bisa menjadi hari sangat baik bagi kepolisian dan kejaksaan Jepang karena berhasil menerima hadiah keputusan pengadilan distrik Fukuoka yang menghukum mati bos yakuza Satoru Nomura (74) serta hukuman seumur hidup orang nomor dua Kudokai Fumio Taue (65).
"Jangan lupa, itu berkat keberanian 88 orang saksi yang mau bekerjasama dan bersaksi kepada pihak pengadilan," ungkap sumber Tribunnews.com Selasa (25/8/2021).
Pihak kepolisian pun mengacungkan jempol kepada para saksi dan menjaga dengan sangat ketat mereka termasuk menyembunyikan sekali jati diri mereka karena ditakutkan akan muncul pembalasan dari para anggota Kudokai.
Petugas polisi prefektur Fukuoka, Ando, berkata, "Semuanya adalah kesaksian yang sangat diperlukan dan penting. Keberanian setiap orang mematahkan kendali ketakutan terhadap Kudokai," ungkapnya.
(Foto: Satoru Nomura, Bos Yakuza yang Divonis Hukuman Mati seusai 88 Orang Berani Bersaksi. (oposisicerdas.com)
Salah satu anggota Kudokai yang juga menjadi saksi penting dilindungi kepolisian juga berbicara dalam persembunyian.
"Baik presiden Nomura maupun ketua Taue tidak boleh kembali lagi. Kerusakan organisasi terlalu besar masyarakat pun jadi benci sekali dengan Kudokai jadinya."
Wajar saja semua orang di masa lalu ketakutan. Bahkan anggota dewan juri yang ikut menyidangkan perkara tersebut akhirnya mengundurkan diri ketakutan satu per satu karena merasa terancam oleh para chimpila, anggota bawahan Kudokai yang masih berseliweran di masyarakat umum.
Seorang pria diminta oleh jaksa beberapa tahun yang lalu untuk bersaksi tentang Terdakwa Nomura.
"Jika kamu melakukan kesaksian itu, kamu tidak akan bisa berjalan keluar."
Akhirnya dia menolak berkali-kali. Akhirnya jaksa tidak mengambil langkah.
Dia dibujuk oleh polisi prefektur untuk mengirimnya dari generasi ke generasi dan melindunginya untuk waktu yang lama, dan akhirnya memutuskan untuk bekerja sama.
Jaksa melakukan kontak dengan para korban dan anggota kelompok saksi pada saat yang sama ketika operasi penghancuran dimulai.
Bagi mereka yang “tidak mau berdiri di depan Terdakwa Nomura”, jaksa menyarankan menggunakan “Video Link”, yang mengirimkan audio dan video dari ruang yang terpisah dari pengadilan.