Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Taliban Afghanistan

Pemimpin Taliban Heran, Sebut Kepanikan Warga Afghanistan di Bandara Tidak Berdasar

Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban ini akhirnya melakukan wawancara resmi pertamanya.

Editor: Ventrico Nonutu
AFP/WAKIL KOHSAR
Orang-orang menunggu untuk dapat diberangkatkan dengan pesawat saat mereka berebut untuk melarikan diri ke luar negeri, di Bandara Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). Bandara Kabul dilanda kekacauan ketika ribuan orang mencoba melarikan diri dari Taliban yang dilaporkan segera menguasai penuh Afghanistan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan menimbulkan berbagai persoalan.

Terkait hal tersebut, Pemimpin Taliban, Abdul Qahar Balkhi angkat bicara.

Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban ini akhirnya melakukan wawancara resmi pertamanya.

Baca juga: Cristiano Ronaldo Tak Dimainkan Sejak Menit Awal, Pavel Nedved: Sudah Keputusan Bersama

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Besok Selasa 24 Agustus 2021, Wilayah Ini Harus Waspada Cuaca Ekstrem

Wawancara eksklusif tersebut dilakukan bersama Al Jazeera.

Balkhi masih tidak memiliki gelar resmi, karena perannya sebagai pemimpin Taliban belum diputuskan dalam pemerintahan baru.

Tetapi, Balkhi mengatakan, Taliban ingin bergerak maju dan berharap para pemangku kepentingan baik dari pihak domestik maupun internasional, dapat bekerja sama untuk kepentingan bersama.

Balkhi pun menanggapi berbagai persoalan yang menjerat selama masa pengambilahihan ini.

Satu di antaranya adalah kepanikan warga Afghanistan yang berbondong-bondong ingin melarikan diri di Bandara Internasional Kabul.

Menurutnya, pos keamanan di luar Bandara masih dalam kendali Taliban.

Sementara, pos keamanan di dalam Bandara masih sepenuhnya dalam kendali Amerika Serikat.

Untuk itu, terkait kekacauan di Bandara, Balkhi mengaku telah membicarakannya dengan pihak keamanan Amerika.

"Kami sedang dalam pembicaraan dan kami memiliki hubungan, hubungan kerja, dengan Amerika tentang pengaturan keamanan."

"Pos pemeriksaan luar berada dalam kendali kami, dan di dalam berada di bawah kendali pasukan AS, dan kami terus-menerus berhubungan satu sama lain," ungkap Balkhi.

Kemudian, Balkhi pun mengaku heran dan menyayangkan dengan banyaknya warga Afghanistan yang bergegas ingin melarikan diri.

Padahal, pihaknya telah mengumumkan amnesti dan menjamin keamanan mereka.

Ia pun menyebut kepanikan dan ketakukan para warga Afghanistan tidak berdasar.

"Sangat disayangkan orang-orang bergegas ke bandara seperti saat ini."

"Karena kami telah mengumumkan amnesti umum untuk semua orang di pasukan keamanan dari tingkat senior hingga junior."

"Ketakutan ini, histeria yang terjadi ini tidak berdasar," tegas Balkhi.

Diketahui, Balkhi pun menyebut telah membicarakan dengan pihak internal Afghanistan terkait kesepakatan mengenai hak-hak perempuan.

Menurutnya, Taliban akan terbuka dan mencapai kesepakatan bersama mengenai hak-hak apa saja yang dibutuhkan oleh perempuan.

"Hukum Islam diketahui semua orang dan tidak ada ambiguitas tentang hak-hak perempuan, hak-hak laki-laki, tidak hanya perempuan tetapi juga hak-hak laki-laki dan anak-anak."

"Dan saat ini kita berada dalam situasi yang mudah-mudahan dalam konsultasi akan ada klarifikasi tentang apa hak-hak itu," jelasnya.

Kepanikan Warga Afghanistan di Bandara Kabul

Akibat warga Afghanistan berbondong-bondong menuju Bandara, militer Inggris melaporkan sedikitnya tujuh warga Afghanistan meninggal dunia di dekat bandara internasional Kabul.

Dilansir Al Jazeera, hal itu terjadi di tengah kekacauan mereka yang berusaha melarikan diri dari Taliban.

Namun kementerian pertahanan Inggris tidak menyebut secara detail kapan mereka meninggal.

Termasuk soal kemungkinan apakah 4 dari korban meninggal tersebut meninggal pada hari 21 Agustus 2021 kemarin.

Kini, bandara dipenuhi dengan ribuan orang yang mencoba melarikan diri dari Taliban.

Dari gambar-gambar yang beredar di media, terlihat orang-orang yang berpegangan pada jet.

Mereka seakan berteriak pada proses evakuasi yang lambat yang dipimpin oleh negara-negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris.

Orang-orang berdesakan dan banyak dari mereka yang mengalami luka-luka dalam kerumunan selama beberapa hari terakhir.

Sebelumnya diberitakan Tribunnews, pada Senin (16/8/2021), sebuah video menunjukkan pesawat militer AS berusaha lepas landas, namun banyak warga berada di sekitaran pesawat.

Mereka berlarian di samping dan bahkan berpegangan pada bagian luar pesawat saat kecepatan pesawat bertambah.

Video lain yang dibagikan di Twitter menunjukkan kerumunan besar orang, termasuk anak-anak, bergerak menuju pesawat penumpang di landasan.

Dikutip dari CNBC, dilaporkan bahwa lima orang tewas dalam kekacauan di bandara tersebut.

“Tidak ada yang benar-benar bisa pergi,” ujar Kamal Alam, seorang rekan senior nonresiden di Dewan Atlantik dan penasihat senior Massoud Foundation.

Alam rupanya terjebak di Afghanistan, penerbangannya ke luar negeri dibatalkan.

“Jika Anda tidak memiliki visa atau paspor, yang mayoritas orang Afghanistan tidak miliki, Anda tidak akan pergi.”

Sementara dikutip dari IB Times, dalam sebuah video yang mengejutkan, dua orang yang mengikat diri ke roda pesawat terlihat jatuh dari ketinggian saat pesawat lepas landas.

Sedikitnya lima orang di Bandara Kabul dan tiga penumpang gelap dilaporkan tewas akibat jatuh dari pesawat udara.

Namun, rekaman yang diterbitkan oleh Asvaka menunjukkan tiga penumpang gelap jatuh hingga tewas setelah berpegangan pada roda pesawat militer saat lepas landas dari bandara Kabul.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kata Pemimpin Taliban soal Kepanikan Warga Afghanistan di Bandara, Heran dan Sebut Tak Berdasar

https://www.tribunnews.com/internasional/2021/08/23/kata-pemimpin-taliban-soal-kepanikan-warga-afghanistan-di-bandara-heran-dan-sebut-tak-berdasar?page=all

Artikel Terkait Taliban Afghanistan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved