Pahlawan Asal Sulut
Sosok Sam Ratulangi, Pahlawan Nasional yang Terlibat dalam Lahirnya Pancasila, Ini Profilnya
Pahlawan Nasional Sam Ratulangi pernah terlibat dalam Kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, meskipun bukan sebagai penyusun naskahnya.
Ia berangkat pada tahun 1904 ke Batavia (Jakarta).
Awalnya berminat masuk ke STOVIA namun urung dilakukannya setibanya di Batavia.
Ia lantas menyelesaikan pendidikannya tahun 1908 di Sekolah Teknik Koninginlijke Wilhelmina School di bagian mesin.
Tamat dari situ, Sam Ratulangi bekerja di pabrik kereta api di Bandung.
Di sana ia mengaplikasikan ilmu yang ia dapat dari sekolahnya. Namun ia diperlakukan tidak adil disana.
Upah yang ia terima lebih rendah hanya karena ia seorang pribumi meskipun jabatan yang ia duduki sama dengan para pegawai Belanda membuat Sam ratulangi kecewa.
Sam Ratulangi bertekad untuk mengungguli orang-orang Belanda tersebut.
Lalu sempat belajar di untuk memproleh tingkatan menengah di Middlebare Acte. Namun berhenti karena kembali ke Tondano sebab ibunya meninggal dunia.
Setelah urusan di Tondano selesai, beliau kemudian menjual warisannya dan uangnya dipergunakan untuk biaya sekolah di belanda. Sam Ratulangi kemudian berangkat ke Belanda.
Ia memperoleh ijazah ilmu pasti pendidikan sekolah menengah (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek).
Berbekal ijazah tersebut, ia melanjutkan kuliahnya di Vrije Universiteit van Amsterdam Belanda selama dua tahun.
Sam Ratulangi sempat menjadi anggota Indische Vereniging (Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) di Eropa.
Beliau lulus di tahun 1915 sebagai guru ilmu pasti (Middelbare Acte Wiskunde en Paedagogiek).
Di Belanda pula berhubungan dengan para tokoh pergerakan Indonesia seperti Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker dan disinilah semangat nasionalismenya mulai tumbuh.
Kemudian Sam Ratulangi ke Swiss atas bantuan Mr. Abendanon dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan memperoleh gelar Doktor dalam bidang fisika dan matematika dari Universitas Zurich pada tahun 1919.