Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pahlawan Asal Sulut

Sosok Alexander Andries Maramis Pahlawan Nasional yang Usulkan Perubahan Butir Pertama Pancasila

Salah satu pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.

Penulis: Glendi Manengal | Editor: Glendi Manengal
Kolase Tribunnewswiki
A.A. Maramis adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional yang lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Juni 1897. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok pahlawan Nasional Alexandee Andries Maramis.

Salah satu pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang berasal dari Manado, Sulawesi Utara.

Satu-satunya orang asal Sulawesi Utara yang pernah menjabat jadi Menteri Keuangan.

Baca juga: Warga Walian Satu Tomohon Gotong Royong Bantu Pasien yang Sedang Isolasi Mandiri

Baca juga: Henny Rahman Blak-blakan Mengaku Kecewa dan Sakit Hati pada Sosok Zikri Daulay

Baca juga: Masih Ingat Dadang Indra Jaya? Suami Pertama Iis Dahlia Sebelum Dinikahi Pilot, Sosoknya Misterius

Alexander Andries Maramis atau AA Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia asal Manado, Sulawesi Utara

Ia banyak terlibat dalam persiapan kemerdekaan. Ia termasuk dalam golongan nasionalis yang menentang kewajiban syariat Islam dalam Piagam Jakarta atau Mukadimah UUD 1945.

Ia menentang isi pada butir pertama yang bertuliskan "Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".

Setelah kemerdekaan, ia menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia. Bahkan ia menjadi pejabat yang menandatangani Oeang Republik Indonesia. 

Alexander Andries Maramis. (Wikipedia)

Kehidupan

Alexander Andries Maramis atau AA Maramis lahir di Manado, 20 Juni 1897. 

Ia adalah putra dari Andries Alexander Maramis dan ibunya bernama Charlotte Ticoalu

Sewaktu kecil, Maramis memulai pendidikannya di sekolah dasar bahasa Belanda atau ELS di Manado. 

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di sekolah menengah Belanda atau HBS di Batavia. 

Saat bersekolah di HBS inilah ia bertemu dengan Arnold Mononutu yang juga berasal dari Minahasa dan Achmad Soebardjo.

Pada 1919, Maramis berangkat ke Belanda untuk belajar hukum di Universitas Leiden. Selama di sana, ia terlibat dalam organisasi mahasiswa bernama Perhimpunan Indonesia. Maramis terpilih menjadi sekretaris tahun 1924. 

Masih di tahun yang sama, Maramis berhasil menyelesaikan sekolahnya dan mendapat gelar Meester in de Rechten atau gelar ilmu hukum. 

Sepulang dari Belanda, AA Maramis kemudian bekerja sebagai pengacara di Semarang, Palembang, Teluk Betung (Lampung), dan Jakarta.

Di awal pendudukan Jepang, Maramis adalah penggiat Majelis Pertimbangan Poesat Tenaga Ra'jat (Poetera) dan bekerja sebagai pengacara di Jakarta.

Setelah di Poetera, ia pernah menjadi penasihat di Bukanfu.

Lalu bergabung di Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dipimpin Soekarno.

Ia juga aktif dalam organisasi pemuda, perkauman Kawanua sampai organisasi gerejani.

AA Maramis menikahi Elizabeth Marie Diena Veldhoedt pada 1928  di Palembang.

Elizabeth adalah seorang janda berdarah campuran Belanda dan Bali.

Meninggal pada 1977 dalam usia 80 tahun.

Dimakamkam di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Perjuangan

Pada 1 Maret 1945, dibentulkan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 

Dalam badan ini, Maramis tergabung dalam Panitia Sembilan. 

Panitia ini ditugaskan untuk merumuskan dasar negara dengan menghimpun nilai-nilai utama dari prinsip ideologis Pancasila yang dirumuskan Soekarno. 

Rumusan ini kemudian dikenal dengan sebutan Piagam Jakarta. 

Dalam rumusan tersebut, Maramis mengusulkan perubahan pada butir pertama Pancasila kepada Mohammad Hatta, wakil Presiden Indonesia saat itu. 

Isi butir pertama Pancasila yang ia tentang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". 

Selanjutnya, pada 11 Juli 1945, dalam salah satu rapat BPUPKI, Maramis ditunjuk menjadi anggota Panitia Perancang Undang-undang Dasar. 

Sebagai anggota Panitia Perancang Undang-undang Dasar, ia ditugaskan untuk melakukan perubahan tertentu sebelum nantinya disetujui oleh semua anggota BPUPKI.

Masih di tahun yang sama, ia diangkat menjadi Menteri Keuangan dalam kabinet Indonesia pertama pada 26 September 1945.

Sebagai Menteri Keuangan, Maramis berperan penting dalam percetakan uang kertas Indonesia pertama yang disebut Oeang Republik Indonesia (ORI) yang diresmikan pada 30 Oktober 1946. 

Tidak berhenti di situ, kiprah AA Maramis terus merambah.

Sepanjang tahun 1950 hingga 1960, ia pernah mewakili Indonesia sebagai Duta Besar untuk empat negara, Filipina, Finlandia, Jerman Barat, dan Uni Soviet. 

Pada tanggal 25 Januari 1950, Maramis diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Filipina, terhitung mulai tanggal 1 Februari 1950.

Alexander Andries Maramis. (dokumentasi keluarga, cover buku)

Akhir Hidup

Setelah ia menjadi Duta Besar Indonesia, Maramis pun menetap di Swiss. Sampai akirnya ia kembali ke Jakarta pada 27 Juni 1976. 

Pada bulan Mei 1977, Maramis dirawat di rumah sakit karena mengalami pendarahan. 

Maramis dinyatakan wafat pada 31 Juli 1977 di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto. 

Jasadnya disemayamkan di Ruang Pancasila Departemen Luar Negeri.

Untuk mengharjai setiap jasa-jasanya, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Setelah melalui perjuangan panjang, Pemerintah RI akhirnya menyetujui AA Maramis ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Diumumkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada 9 November 2019 lalu.

Keputusan tersebut berdasarkan surat nomor: 555/3/PB.05.01/11/2019. 

Menyebutkan bahwa sesuai dengan hasil penemuan Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden RI pada 6 November 2019 dan surat Menteri Sosial RI nomor: 23/MS/A/09/2019 tanggal 9 September 2019 perihal usulan calon Pahlawan Nasional tahun 2019.

A. A Maramis pun mendapat pengehargaan atas perjuangannya.

Berkat perjuangannya untuk bangsa Indonesia, Mr. AA Maramis menerima banyak penghargaan.

Di antaranya:

  • Bintang Mahaputera dari pemerintah Republik Indonesia.
  • Bintang Gerilya dari pemerintah Republik Indonesia
  • Piagam Muri pada 30 Oktober 2007 karena kiprahnya sebagai Menteri Keuangan pertama yang menandatangani 15 mata uang RI terbitan 1945-1947.
  • Namanya juga diabadikan sebagai nama Gedung Induk Kementerian Keuangan Republik Indonesia di Jakarta
  • Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan utama yang membentang sejauh 11 km di Kota Manado 

(Tribunnewswiki/Tribunnews/Tribunmanado/Wikipedia)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved