Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Masih Kenal Yusril Ihza Mahendra? Ketum PBB Tuding Pemerintah Sembunyikan Data Covid: Bisa Digoreng

Yusril mengingatkan pentingnya batas waktu merapikan data kematian korban Covid-19 yang simpang siur. 

Editor: Rhendi Umar
TRIBUN/DANY PERMANA
Yusril Ihza Mahendra (kanan) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih kenal dengan Yusril Ihza Mahendra?

Dia adalah Pakar Hukum Tata Negara dan juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Terkini, Yusril mengingatkan pentingnya batas waktu merapikan data kematian korban Covid-19 yang simpang siur. 

Hal itu menanggapi penjelasan Jubir Kemenko Marves Jodi Mahardi yang meluruskan ucapan Menko Marves Luhut Panjaitan terkait data kematian.

"Pemerintah harus punya tenggat waktu merapikan data kematian ini. Tanpa kejelasan waktu, pemerintah bisa dicurigai ingin menyembunyikan angka yang sesungguhnya," tutur Yusril dalam keterangan yang diterima, Kamis (12/8/2021).

Kuasa hukum pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/yusril-ihza-mahendra' title='Yusril Ihza Mahendra'>Yusril Ihza Mahendra</a>, saat ditemui di kantornya, Kasablanka Office Tower, Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Kuasa hukum pasangan Joko Widodo-Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra, saat ditemui di kantornya, Kasablanka Office Tower, Jakarta, Jumat (12/7/2019). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Menurutnya, hal ini tidak baik, bukan saja di mata rakyat, tetapi juga di mata dunia internasional. 

"Jika data resmi dari Pemerintah tak kunjung muncul, maka yang berseliweran di publik adalah data tidak resmi yang bisa dibuat siapa saja. Ini justru akan menghambat upaya penanganan pandemi di negara kita," sambungnya.

Ia memandang data kematian yang tidak valid berpotensi menjadi isu politik yang berdampak luas, baik isu domestik maupun internasional. 

"Angka kematian yang relatif besar dibandingkan dengan negara-negara lain serta angka kematian global, bisa digoreng-goreng sebagai isu pelanggaran HAM berat. Kita tidak ingin hal seperti itu terjadi pada negara tercinta ini," tutur Yusril.

Sebelumnya, Menko Luhut mengatakan Pemerintah akan menghapus data kematian sebagai indikator penanganan Covid.

Jubir Luhut Jodi Mihardi kemudian meluruskan pernyataan tersebut bahwa data kematian tidak dihapus dari indikator asesmen level PPKM, tetapi akan dirapikan karena seringkali tidak akurat. 

"Kalau sudah dirapikan, indikator kematian akan diinput lagi dalam menentukan level PPKM," urainya.

Profil

Yusril Ihza Mahendra lahir di Lalang, Manggar, Belitung Timur pada 5 Februari 1956 dari pasangan suami istri Idris Haji Zainal Abidin dan Nursiha Sandon.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved