Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Keuskupan Manado

Ucapan Syukur 40 Tahun Imamat, Pastor Mangkey Beri Donasi Dukung Pembinaan Calon Imam

Selama 40 tahun sebagai imam, 36 tahun di antaranya ia jalani dalam tugas-tugas internal tarekat MSC baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Dokumentasi Keuskupan Manado
Pastor Yantje Mangkey MSC menyampaikan renungan dalam perayaan 40 tahun imamatnya di MCC Manado, Sabtu (10/7/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pastor Yantje Mangkey MSC mengadakan perayaan syukur 40 tahun imamat, Sabtu (10/7/2021).

Baginya ini sebagai perayaan syukur atas kemurahan dari kebaikan Allah, dari hati berlimpah kasih. 

Menurutnya hanya kekuatan kasih karunia Allah yang memampukan dirinya setia. 

"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna," ujarnya mengutip 2 Kor 12:9.

Ia mengatakan, ungkapan syukur konkret atas kebaikan dan kemurahan Allah kepadanya sebagai imam-Nya selama 40 tahun ia ingin berbagi kemurahan itu dengan berbagi donasi.

Donasi itu diperoleh dari Buku Kenangan 40 Tahun Imamat-nya.

Buku ini merupakan kerja sama dengan Kawanua Katolik Jabodetabek.

Kawanua Katolik yang menyusun dan menerbitkan buku tersebut.

Pengumpulan donasi adalah kerja sama yubilaris dan Kawanua Katolik Jabodetabek

Donasi ini ditujukan untuk mendukung pembinaan calon-calon imam di seminari-seminari Keuskupan Manado, khususnya Seminari Menengah Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen, Kota Tomohon. 

Pastor Yantje memiliki tiga alasan mengapa donasi ini dikhususkan bagi Seminari Kakaskasen.

Pertama, Seminari Kakaskasen merupakan almamaternya di tingkat SMP dan SMA, 1966-1973. 

Kedua, Seminari Kakaskasen tetap sebagai sumber panggilan MSC. 

"Ketiga, dari kami bertiga yang ditahbiskan imam bersama-sama pada 29 Juni 1981, dua sudah almarhum dan dimakamkan di almamater ini," katanya.

Karena alasan itu, perayaan syukur sebenarnya mau diadakan di Seminari Kakaskasen.

Namun, karena situasi Covid-19, lokasi dipindahkan ke Manado, di pelataran Manado Convention Center, pada hari yang sama.

Perayaan syukur digelar dengan sederhana dan menerapkan secara ketak protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sebagai gantinya, pagi hari ia bersama perwakilan keluarga para almarhum telah melakukan ziarah dan berdoa di makam teman-teman seangkatan imamatnya di seminari itu.

Pastor Yantje Mangkey berziarah dan memberkati makam rekan-rekan seangkatannya yang telah meninggal di Seminari Kakaskasen Tomohon.
Pastor Yantje Mangkey berziarah dan memberkati makam rekan-rekan seangkatannya yang telah meninggal di Seminari Kakaskasen Tomohon. (Dokumentasi Keuskupan Manado)

Ia mengatakan, dari 40 tahun imamat, 36 tahun dilewatkan dalam tugas-tugas internal tarekat MSC baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Ia menjelaskan ada empat tahun berbeda.

Dua tahun pertama sesudah tahbisan imam bertugas sebagai imam rekan di Paroki Katedral Manado (1981-1983) lalu sebagai Rektor Unika De La Salle Manado (2006-2008).

Kata-kata itu diucapkan Pastor Yantje dalam sambutan misa syukur di Manado yang digawangi oleh Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari (GOTAUS) Keuskupan Manado.

Misa dipimpin langsung Uskup Keuskupan Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC.

Sebagai pemberi khotbah ialah Pastor Julius Salettia.

Pastor Julius mengatakan, Pastor Yantje memulai panggilan karena menjadi putra-putri altar.

Pastor Yantje setelah menjadi imam 40 tahun bukan mengangkat Piala Dunia, Piala Eropa, Piala Copa America atau Piala Asia.

Piala itu diangkat oleh yang kuat demi prestasi dan prestasi.

Pastor Yantje dalam kelemahan mengangkat piala itu dan dikuatkan Tuhan karena ia sudah menjadi "Kristus yang lain".

Uskup dalam sambutannya mengatakan, sebelum memasuki 40 tahun imamatnya Pastor Yantje berada dalam keluarga.

Setelah itu, selama kurang lebih 15 tahun ia dibina dan dididik mulai dari seminari Kakaskasen.

Dahulu pendidikan dimulai dari tingkat SMP.

Memilih menempuh pendidikan dan pembinaan calon imam merupakan pilihan hidup yang mengubah pastor Yantje dalam karyanya sekarang.

Pilihan hidup yang lain yaitu ketika memilih MSC dan memasuki tahun novisiat tahun 1976.

Uskup lalu mengingatkan dalam proses yang panjang ini setiap calon imam membutuhkan bantuan.

Pastor Yantje Mangkey MSC rayakan 40 tahun sebagai imam.
Pastor Yantje Mangkey MSC rayakan 40 tahun sebagai imam. (Dokumentasi Keuskupan Manado)

Satu di antara bantuan sudah diingatkan Pastor Yantje bersama Kawanua Katolik Jabodetabek.

Pastor Yantje sendiri mengatakan donasi juga sudah diberikan di Jakarta untuk pendidikan atau pembinaan awal para MSC muda.

Donasi itu diberikan kepada pemimpin provinsi di Jakarta.

Untuk Seminari Kakaskasen diberikan secara simbolis sebesar Rp 100 juta.

Sumbangan diterima Rektor Seminari Kakaskasen Pastor Hadi Untu.

Untuk Seminari Agustinianum sebesar Rp 25 juta upiah.

Ada juga donasi untuk GOTAUS.

Total semua donasi yang terkumpul dan diberikan untuk berbagai pihak itu sekitar Rp 200 juta.

Tahbisan Pastor Yantje dan kawan-kawan 40 tahun lalu sebenarnya pada tanggal 29 Juni 1981.

Perayaan tanggal 29 Juni 2021 sudah dibuat di Jakarta. 

Rencananya perayaan dibuat kembali 10 Juli 2021 di Seminari Kakaskasen tapi karena kondisi pandemi dipindahkan di Manado. (*)

Baca juga: Kisah Kepala Kamar Mesin KM Dorolonda, Dedikasikan Hidup hingga Meninggal karena Covid-19

Baca juga: Tempat Tidur Non ICU di RS Lapangan Darurat Covid-19 Bapelkes Manado Hampir Penuh, Stok Oksigen Aman

Baca juga: Sosok Suster Lucy Agnes, Lebih Pilih Layani Umat, Padahal Keluarganya Orang Terkaya di Indonesia

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved