Berita Keuskupan Manado
Ucapan Syukur 40 Tahun Imamat, Pastor Mangkey Beri Donasi Dukung Pembinaan Calon Imam
Selama 40 tahun sebagai imam, 36 tahun di antaranya ia jalani dalam tugas-tugas internal tarekat MSC baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
Namun, karena situasi Covid-19, lokasi dipindahkan ke Manado, di pelataran Manado Convention Center, pada hari yang sama.
Perayaan syukur digelar dengan sederhana dan menerapkan secara ketak protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Sebagai gantinya, pagi hari ia bersama perwakilan keluarga para almarhum telah melakukan ziarah dan berdoa di makam teman-teman seangkatan imamatnya di seminari itu.

Ia mengatakan, dari 40 tahun imamat, 36 tahun dilewatkan dalam tugas-tugas internal tarekat MSC baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Ia menjelaskan ada empat tahun berbeda.
Dua tahun pertama sesudah tahbisan imam bertugas sebagai imam rekan di Paroki Katedral Manado (1981-1983) lalu sebagai Rektor Unika De La Salle Manado (2006-2008).
Kata-kata itu diucapkan Pastor Yantje dalam sambutan misa syukur di Manado yang digawangi oleh Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari (GOTAUS) Keuskupan Manado.
Misa dipimpin langsung Uskup Keuskupan Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC.
Sebagai pemberi khotbah ialah Pastor Julius Salettia.
Pastor Julius mengatakan, Pastor Yantje memulai panggilan karena menjadi putra-putri altar.
Pastor Yantje setelah menjadi imam 40 tahun bukan mengangkat Piala Dunia, Piala Eropa, Piala Copa America atau Piala Asia.
Piala itu diangkat oleh yang kuat demi prestasi dan prestasi.
Pastor Yantje dalam kelemahan mengangkat piala itu dan dikuatkan Tuhan karena ia sudah menjadi "Kristus yang lain".
Uskup dalam sambutannya mengatakan, sebelum memasuki 40 tahun imamatnya Pastor Yantje berada dalam keluarga.
Setelah itu, selama kurang lebih 15 tahun ia dibina dan dididik mulai dari seminari Kakaskasen.