Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Sulut Bertambah 225 Kasus Positif, Hanya Satu Alasan Lonjakan Kasus Covid di Manado dan Tomohon

Ini bisa saja dipengaruhi oleh perasaan aman karena dinyatakan sebagai zona hijau sehingga kita menjadi lebih bertoleransi terhadap pelanggaran prokes

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: maximus conterius
Tribun Manado/Hesly Marentek
Mobil patroli menyampaikan pesan-pesan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di kawasan pusat perbelanjaan Kota Tomohon menyusul pemberlakuan PPKM, Kamis (8/7/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Vaksinasi memang sedang giat dilaksanakan di Sulawesi Utara.

Kota Manado bahkan melalui data yang ada sudah berada jauh dari rata-rata nasional dalam hal capaian vaksinasi atau lebih dari separuh masyarakatnya sudah divaksinasi.

Vaksinasi memang ampuh untuk menciptakan herd immunity, namun prosesnya tidak instan terjadi pada saat vaksinasi dilakukan.

"Pembentukan antibodi di dalam tubuh itu membutuhkan beberapa waktu untuk mencapai optimal," jelas pengamat epidemiologi dari Universitas Negeri Manado, Jonesius Manoppo, kepada Tribun Manado, Kamis (8/7/2021).

Ia memaparkan, vaksinasi ini memang menimbulkan kekebalan, tapi bukan berarti mencegah kita dari terpapar virus.

"Hal yang mengurangi potensi terpapar yaitu menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan. Kalau hal ini tidak dilakukan maka tetap akan terpapar,” kata dia.

“Namun yang sudah divaksin dan antibodinya sudah terbentuk maka akan sanggup melawan sehingga dinyatakan kebal," tegasnya Manoppo.

Menurut Manoppo, Kenaikan jumlah kasus di Manado dan Tomohon dan menyusul kota-kota yang lain dalam beberapa waktu ke depan diakibatkan oleh lemahnya penerapan protokol kesehatan.

"Sekali lagi, ini bisa saja dipengaruhi oleh perasaan aman karena dinyatakan sebagai zona hijau sehingga kita menjadi lebih bertoleransi terhadap pelanggaran prokes,” ujar dia.

“Selain itu, masuknya varian baru yang lebih mudah menyebar membuat kecepatan penularan bertambah," bebernya.

Namun, kata Manoppo, tingginya kesadaran masyarakat mengenai tanda awal gejala Covid-19 juga telah mendorong masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan mendapatkan pertolongan sehingga bisa terdeteksi.

Selain itu, sistem tracing yang diaktifkan kembali memungkinkan untuk mencari kontak erat untuk dites.

"Bahayanya, karena banyaknya kegiatan berkumpul juga memberi sumbangsih pada penularan,” kata dia.

“Kegiatan tersebut termasuk kegiatan vaksinasi, karena terbukti ada tim vaksinator yang terdeteksi terpapar Covid,” tambah dia.

“Jadi perlu juga diperhatikan mengenai protokol kesehatan di tempat vaksinasi meskipun pelaksananya juga sudah divaksinasi," tekannya.

Kendati begitu, keadaan bertambahnya kasus termasuk hari ini (Kamis) yaitu 225 orang, tidak membuktikan bahwa program vaksinasi itu gagal, tapi memberi pelajaran kepada kita walaupun sudah divaksin, kita tetap perlu menjalankan protokol kesehatan dengan standar tinggi.

"Kalau perlu sampai minimal 70 persen populasi divaksin dan kemudian semua yang divaksin memperoleh kekebalan yang optimal. Semoga hal ini bisa dicapai di akhir tahun 2021," kata Manoppo. (*)

Baca juga: Ahli Beri Tips Jaga Imunitas Saat PPKM Darurat dengan Asupan Gizi Seimbang

Baca juga: In Memoriam Pastor Marcel Rarun, Misionaris Penuh Cinta dan Pencipta Lagu Harmoni Kerukunan

Baca juga: Jessica Iskandar Syok hingga Nangis saat Tahu Temannya Nia Ramadhani Ditangkap karena Kasus Narkoba

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved