Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa Itu

Apa Itu Tekanan Darah Tinggi? Risiko yang Dapat Berakibat Fatal, Ini 7 Gejala dan Cara Mencegahnya

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi ketika tekanan darah meningkat hingga mencapai kadar yang tidak sehat.

(SHUTTERSTOCK/NIKCOA)
Ilustrasi penyakit hipertensi (tekanan darah tinggi) yang disebabkan konsumsi garam berlebihan. 

Obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk mengurangi tingkat tekanan darah.

Namun, perubahan gaya hidup, termasuk modifikasi pola makan, dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Mengikuti diet yang bergizi dan menyehatkan jantung disarankan untuk semua orang dengan tekanan darah tinggi.

Sebagai rekomendasi, berikut adalah buah untuk menurunkan tekanan darah tinggi, dilansir dari Healthline, 7 September 2020.

1. Buah jeruk

Buah jeruk, termasuk jeruk bali dan lemon, dipercaya memiliki efek penurun tekanan darah yang kuat.

Buah jeruk kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa tanaman yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengontrol tekanan darah.

Sebuah studi selama 5 bulan yang melibatkan 101 wanita Jepang menunjukkan, minum jus lemon setiap hari yang dikombinasikan dengan olahraga berjalan dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan.

Penelitian juga menunjukkan, minum jus jeruk dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi.

2. Buah beri

Buah beri dikaitkan dengan banyak sekali manfaat kesehatan, salah satunya adalah menurunkan risiko penyakit jantung melalui kontrol tekanan darah tinggi.

Buah beri kaya akan sumber antioksidan penting, termasuk anthocyanin, yang merupakan pigmen pemberi warna cerah pada buah beri.

Anthocyanin telah terbukti mampu meningkatkan kadar oksida nitrat dalam darah dan mengurnagi produksi molekul pembatas pembuluh darah yang dapat mengurangi tekanan darah.

Blueberry, raspberry, chokeberry, cloudberry, dan stroberi adalah beberapa buah beri yang dikaitkan dengan efek penurunan tekanan darah tinggi.

Ilustrasi preeklampsia. Preeklampsia adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai dengan adanya protein dalam urine. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved