Sosok Tokoh
Kisah Hamka Jadi Imam Shalat Jenazah Bung Karno, Padahal Difitnah & Dipenjara oleh Sang Proklamator
Buya Hamka (Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah) merupakan salah satu tokoh yang pernah diperlakukan Soekarno sebagai musuh besarnya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berbeda pendapat itu wajar.
Sebuah pelajaran dapat kita petik dari kisah perseteruan antara Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dan Presiden pertama RI Soekarno.
Buya Hamka (Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah) merupakan salah satu tokoh yang pernah diperlakukan Soekarno sebagai musuh besarnya.
• Dubes Korea Utara Buat Heboh Istana, Salah Berucap di Hadapan Soeharto, Singgung Nasib Soekarno
Kebencian Soekarno terhadap ulama besar asal Minangkabau itu tidak tanggung-tanggung.
Presiden pertama Indonesia itu melakukan fitnah sangat keji dan menjebloskan Hamka ke penjara tanpa proses pengadilan.
Meski Hamka pernah dipenjara karena dituduh berencana membunuh Soekarno, pada akhirnya Hamka pula yang menjadi imam shalat jenazah saat Bung Karno berpulang, tanpa memikirkan dendam sedikit pun.
Kisah itu tertuang dalam buku memoar tentang Hamka berjudul Ayah... Kisah Buya Hamka (2013) yang ditulis oleh sang anak, Irfan Hamka.
Irfan mengungkapkan, sang ayah sempat dipenjara selama dua tahun empat bulan atas perintah Soekarno karena dituduh merencanakan pembunuhan proklamator itu.
Tidak hanya itu, buku-buku karangan ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun dilarang terbit dan beredar.
"Dengan ditahannya Ayah, otomatis ia tidak bisa lagi memenuhi undangan untuk berdakwah. Padahal selama ini, dari sanalah rezeki Allah mengalir untuk kehidupan keluarga," tulis Irfan.
Irfan menuturkan, ibundanya terpaksa menjual barang dan perhiasan demi menyambung hidup karena pemasukan uang terhenti.
• Soekarno Mati-matian Jadikan Papua Bagian dari NKRI, Irian Barat Adalah Bagian dari Tubuh Kami
Hamka baru bebas pada 1966 setelah rezim Soekarno jatuh digantikan oleh Soeharto. Hamka pun kembali melakukan kegiatan seperti sebelum ia ditahan.
Sekitar empat tahun berselang, tepatnya pada 16 Juni 1970, Hamka dihubungi oleh ajudan Presiden Soeharto, Mayjen Soeryo.
Irfan mengatakan, Soeryo saat itu datang ke rumahnya membawa pesan dari keluarga Soekarno untuk Hamka.
Rupanya, pesan itu adalah pesan terakhir dari Soekarno kepada keluarganya dan dipenuhi oleh Soeharto. Soeharto lalu mengutus ajudannya menemui Hamka.
"Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku. Demikian kurang lebih pesan Soekarno kepada keluarganya," tulis Irfan.
Menerima pesan tersebut, Hamka lalu bertanya kepada Soeryo, "Jadi beliau sudah wafat?"
"Iya, Buya. Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD, sekarang jenazahnya telah dibawa ke Wisma Yaso," jawab Soeryo.
Hamka langsung bergegas menuju Wisma Yaso. Di sana, telah banyak pelayat yang berdatangan, antara lain Presiden Soeharto dan beberapa pejabat tinggi.
Hamka dengan mantap menjadi imam shalat jenazah Soekarno. Dengan ikhlas, ia menunaikan pesan terakhir Soekarno, mantan presiden yang telah memenjarakannya.
• 20 Mei 1998 Malam, Satu Hari Jelang Lengsernya Soeharto, Suasana Cendana Hening dan Redup
Tidak pernah dendam
Keputusan Hamka menjadi imam shalat jenazah Soekarno lantas mengundang pertanyaan dari kawan-kawannya, tidak sedikit pula yang menyalahkan tindakan Hamka tersebut.
Ada sebagian teman Hamka yang mengatakan Soekarno munafik karena lebih dekat dengan golongan anti-Tuhan dibandingkan dengan umat Islam. Ada juga yang mengingatkan masa lalu Hamka ketika ia mendekam di penjara.
"Apa Buya tidak dendam kepada Soekarno yang telah menahan Buya sekian lama di penjara?" begitu tulis Irfan, menirukan ucapan teman-teman Hamka.
Namun, semua pandangan tersebut dijawab oleh Hamka dengan lemah lembut. Hamka mengatakan, hanya Allah yang mengetahui seseorang itu munafik atau tidak.
Ia juga mengungkapkan tidak pernah dendam meski pernah dipenjara atas perintah Soekarno.
"Yang jelas, sampai ajalnya, dia tetap seorang muslim. Kita wajib menyelenggarakan jenazahnya dengan baik. Saya tidak pernah dendam kepada orang yang pernah menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa," kata Hamka.
Menurut Hamka, ia justru mendapat anugerah ketika dipenjara selama dua tahun empat bulan karena saat itu ia dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Alquran 30 Juz.
"Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu," ujar Hamka dengan santun.
Hamka menambahkan, Soekarno juga memiliki jasa besar bagi umat Islam di Indonesia berupa dua buah masjid, yakni Masjid Baitul di Istana Negara dan Masjid Istiqlal yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara.
"Mudah-mudahan jasanya dengan kedua masjid tersebut, dapat meringankan dosa Soekarno," kata Hamka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Hamka Jadi Imam Shalat Jenazah Bung Karno yang Pernah Memenjarakannya..