Soeharto Lengser
Soeharto Ngaku 'Saya Lengser Keprabon Madeg Pandito', Mei 1998 Akhirnya Mundur dari Jabatan Presiden
Pak Harto menanggapi pencalonannya dengan ungkapan 'Lengser Keprabon'. Pada 21 Mei 1998 Soeharto mengundurkan diri lengser dari jabatan Presiden RI.
Pada periode itu pula, kritik-kritik tajam mengarah kepada pemerintah dan Presiden Soeharto.
Penyebabnya yakni krisis ekonomi 1998 yang membuat gejolak sosial.
Harga kebutuhan pokok melambung, bikin rakyat menjerit. Bank berguguran, dan masyarakat berbondong-bondong menarik dananya dari bank.
Situasi diperparah dengan nilai tukar rupiah yang jeblok hingga Rp 16.000 per dollar AS.
Devisa negara tergerus hanya tinggal 20 miliar dollar, adapun utang pemerintah mencapai 130 miliar dollar AS.
Presiden Soeharto lantas bekerja sama dengan IMF untuk mengatasi krisis ekonomi 1998.
Tapi keputusan itu menyulut publik dan membuat ketidakpuasan memuncak.
Dalam hitungan bulan, krisis ekonomi pun kian kompleks karena disertai dengan krisis sosial dan politik.
Sementara itu, pada 11 Maret 1998, Soeharto dilantik sebagai Presiden untuk ke-tujuh kalinya.
Pidato Soeharto saat Mengundurkan Diri dari Jabatan Presiden RI
Berikut isi pidato pengunduran diri Presiden Soeharto:
"Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 8 UUD 1945 dan setelah dengan sungguh-sungguh memperhatikan pandangan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat dan pimpinan fraksi-fraksi yang ada di dalamnya,
saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden Republik Indonesia,
terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari ini, Kamis 21 Mei 1998'."