Kebakaran Balai Wartawan
Pengakuan Warga Lihat Kebakaran Balai Wartawan dan Rumah Makan Ria Rio Manado
Api mengamuk saat umat Muslim tengah Salat Ied Idul Fitri 1442 Hijriah dan jemaat Nasrani sedang beribadah Kenaikan Yesus ke Surga.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Aldi Ponge
Pandangannya menatap ke arah puluhan petugas pemadam kebakaran, polisi dan TNI yang berupaya memadamkan api
"Ya Allah," katanya lirih. Ia lunglai menatap RM Ria Rio yang selama ini jadi tempat tinggal tengah dilahap jago merah.
Ia baru saja tiba dari selesai Salat Idul Fitri di Masjid Raya A. Yani Manado.
"Habis semua. Ijazah, KTP, surat-surat," kata pria lima anak asal Pemalang, Jateng.
Adi, sehari-hari koki di Restoran Wahaha Megamas. Ia tak pernah berpikir akan kena musibah di Lebaran.
"Saya rencananya mau istirahat saja. Nasib, sudah gak bisa mudik. Ya mau gimana," kata pria asal Pemalang, Jateng ini.
(FOTO: Kebakaran melanda Balai Wartawan Sulut dan bangunan di sekitarnya, Kamis (13/05/2021). (Tribun Manado/Fernando Lumowa) (Tribun Manado/Fernando Lumowa)
Adi cerita, ia dan Raja Siharanja, helper kokinya meninggalkan RM yang juga mess karyawan itu sekitar pukul 05.00 Wita.
"Kita sempat salat subuh baru keluar cari masjid, muter-muter juga karena biasanya di (Masjid) Firdaus," kata Raja.
Mereka tak punya firasat. "Kita tinggal semua listrik dicabut colokannya. Tidak ada kompor juga. Kulkas hanya di lantai satu," kata Raja.
Bangunan RM Ria Rio yang terbakar difungsikan sebagai rumah makan sekaligus mess karyawan.
Lantai satu untuk rumah makan dan lantai dua mess karyawan. Ada enam karyawan yang tinggal di bangunan tersebut.
Selain Adi dan Raja, penghuni lainnya pulang kampung karena libur Lebaran.
4 Bangunan Terbakar
Kebakaran area kompleks depan Gedung Joeang Manado itu menghanguskan empat bangunan.