Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

KKB Papua

TERNYATA Benny Wenda yang Ingin Jadi Presiden Tak Diakui OPM, Jubir: Dia Adalah Warga Negara Asing

Ternyata Benny Wenda yang mengaku sebagai ketua United Liberation Movement for West Papua atau ULMWP.

Editor: Glendi Manengal
Jubi.co.id
Benny Wenda 

Dengan keinginannya menjadi presiden Papua Barat tidak diakui, seharusnya Benny Wenda menyerah.

Namun tidak, Benny Wenda justru membuat klaim yang lebih kontroversial.

Melansir South East Asia Globe, operasi militer Indonesia di Nduga menjadi dasar badai sempurna, yang bahkan tidak bisa dikendalikan oleh Presiden Joko Widodo.

Selain membentangkan perang gerilya skala kecil terhadap pos militer terisolasi dan serangan kecil terhadap operasi tambang emas dan tembaga Freeport-McMoRan di Timika, pemerintah Indonesia terus memperluas kehadiran militer mereka tanpa lakukan dialog yang cukup panjang.

Hasilnya adalah penangkapan massa dan aktivis kemerdekaan yang damai, pergerakan langkah sosial dan pembunuhan para pemuka agama termasuk Pendeta Yeremia Zanambani yang berusia 63 tahun, terbunuh saat memberi makan babinya di provinsi Intan Jaya.

"Pejabat Indonesia tingkat tertinggi telah membuat ancaman serius terhadap Benny Wenda, ULWMP dan anggota dan pendukungnya di Papua Barat," ujar Jennifer Robinson, pengacara di Doughty Street Chambers di London dan juru bicara Pengacara Internasional untuk Papua Barat yang dilansir dari Intisari yang berjudul:Terus Diabaikan KKB Papua Kala Nafsu Berkuasanya Kian Menggebu, Benny Wenda Kini Malah Samakan Bumi Cenderawasih dengan Penyakit Mematikan Ini, 'Tidak akan Hilang Sampai Kami Merdeka'

Sejak tahun 1960-an, Indonesia tunjukkan niat untuk mempertahankan Papua Barat.

Lagu pahlawan 'Dari Sabang Sampai Merauke' menjadi dasar generasi selanjutnya narasi membenarkan aneksasi Indonesia ke Papua Barat.

Aneksasi ini diklaim dimotivasi karena ketergantungan fiskal terhadap hasil tambang di Freeport, sumber daya minyak di perairan Papua Barat dan hutan yang bisa dibersihkan dan dijual untuk jadi perkebunan kelapa sawit.

Di desa Dome, sepanjang tepi sungai Fly River, banyak warga Papua Barat membagikan pengalaman mereka, kehilangan dan mimpi buruknya, laporan mereka dilengkapi dengan perbuatan lebih buruk yang dilakukan pemerintah.

"Apa hal baik yang akan didapat? Reporter asing sudah pernah di sini sebelumnya, tanpa hasil apa-apa," ujar mereka.

"Jadi mengapa berbicara dengan Anda?"

Pria tertua Dome yakin ia berumur lebih dari 100 tahun dan memiliki penglihatan yang buruk.

Ia telah berumur panjang, pernah mengawasi misionaris pemerintahan kolonial Belanda, dikirim menyusuri sungai untuk menginformasikan "orang biadab" tentang manfaat keselamatan dan peradaban.

Namun penyelesaian telah sampai di bentuk kolonialisme Indonesia lewat perkebunan kelapa sawit, tambang emas dan tembaga, penyakit, pembunuhan dan tekanan tokoh politik.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved