Terkini Nasional
Kisah Penerjung Payung Operasi Trikora Tersangkut di Pohon, Air Bekas Kubangan Menyelamatknnya
Sebuah kisah heroik orang Wandamen dengan sebutan untuk orang asli Telukwondama tersirat.
“Saat tiba di sana dia (Margono) takut jadi dia angkat tangan, dia bilang jangan bunuh saya. Tapi polisi Suabey bilang kita ke mari ini bukan untuk membunuh tapi kita amankan sesuai perintah dari Soekarno, “ tutur Mbari.
Akhirnya Kopral Margono dapat dievakuasi ke Wasior dengan berjalan kaki selama kurang lebih dua minggu.
“Kitong jalan dari Urere kita bermalam di jalan. Kita bikin para-para (tandu) untuk bantu dipikul. Jalan sampai rasa capek kita istrirahat sampai tembus di Ambumi (sekarang ibu kota Distrik Kuri Wamesa). Baru bawa dengan perahu ke Wasior, “ ujar ayah 11 orang anak ini.
Kopral Margono pun akhirnya dijemput dengan pesawat Cessna di Bandara Wasior ke Manokwari dan selanjutnya ke Jakarta, setelah mendapat perawatan beberapa hari di Wasior.
Sejak peristiwa itu bandara di Teluk Wondama diberi nama Bandara Margono untuk mengenang penyelamatan sang prajurit.
Kopral Margono kala itu berpesan kepada warga yang telah menolong dirinya bahwa dia akan melapor ke Presiden Soekarno dan atasannya agar memberikan imbalan bagi warga Wondama yang telah menyelamatkan nyawanya.
“Tapi sampai saat ini saya belum terima apapun, tapi tidak masalah yang penting kami amankan selamatkan dia saja,“ujar pria yang lahir pada 11 Agustus 1945 ini.
Mbari di masa tuanya kini, sama sekali tidak menuntut apapun atas apa yang telah dilakukannya untuk menyelamatkan Kopral Margono.
Mbari juga tidak pernah mempersoalkan perjuangan yang telah dilakukan untuk menyelamatkan prajurit Indonesia tidak pernah dikenang dalam sejarah.
Bahkan nama mereka pun tidak pernah diabadikan sebagai seorang pejuang.
“Saya tidak terima ada penghargaan atau yang lainnya. Saat itu kita banyak orang tapi banyak yang sudah mati. Kami tidak menuntut, pemerintah mau ingat kah tidak kah, nanti Tuhan yang kasih imbalan kepada kita, karena kita hanya ingin dia selamat, “ ucap Mbari.
Bagi Mbari termasuk pula Obet Sabernao, apa yang mereka lakukan itu sebagai wujud kasih terhadap sesama manusia.
Tidak hanya itu, mereka lakukan itu juga sekaligus sebagai bentuk rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia.
“Saya harap Bangsa Indonesia semakin maju dan sejahtera sehingga bisa perhatikan masyarakat kecil seperti saya ini yang hidup masih susah,“ pungkas Mbari. (Rachmawati)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: