Larangan Mudik Lebaran
Larangan Mudik 'Makan Korban,' Sudah Beli Tiket, Ibu-Anak Asal Minsel Tak Bisa Terbang ke Surabaya
Pemerintah mulai menerapkan larangan mudik menjelang Lebaran 1442 hijriah.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah mulai menerapkan larangan mudik menjelang Lebaran 1442 hijriah.
Hari pertama penerapan larangan mudik di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, ada calon penumpang yang gagal berangkat.
Penyebabnya karena kurang jelasnya informasi terkait larangan mudik.
Dike Tigauw misalnya. Warga Modoinding, Minsel ini bisa dikatakan menjadi 'korban' aturan larangan mudik.
Baca juga: Bidik Barang Kedaluwarsa, Disperindag-Naker Sitaro Sidak Sejumlah Pertokoan
Dike bersama putrinya tak bisa berangkat ke Surabaya. Padahal keduanya punya tiket maskapai berbiaya murah dengan jadwal berangkat Kamis (06/05/2021).
Ia kecewa ketika tiba si bandara, suasana sepi dan diberi tahu tak ada penerbangan ke Surabaya.
Ia bilang membeli tiket melalui situs perjalanan pada 3 Mei lalu.
"Kami baru dapat SMS dari maskapai kemarin bahwa penerbangan harus dijadwalkan ulang," katanya di ruang Posko Pengendalian Peniadaan Mudik Lebaran 1442 H di Bandara Samrat Manado.

Dike dan putrinya datang sejak subuh dari Modoinding. Dike mau menikahkan anaknya di Surabaya bulan depan. Ia bermaksud ke Surabaya lebih awal untuk mempersiapkan acara nikahan sang anak.
"Kecewa sekali. Jauh-jauh dari Modoinding tak bisa berangkat," katanya dengan wajah tampak lelah.
Ia kecewa karena situs tiket perjalanan dan maskapai masih menjual tiket untuk tanggal yang berlaku larangan mudik.
Baca juga: Situasi Terkini India: 4.000 Kasus Kematian Sehari, Ratusan Ribu Orang Positif Corona per 24 Jam
"Kami baru dapat SMS kemarin soal tidak ada penerbangan hari ini," jelasnya.
Isi pesannya minta Dike menjadwalkan ulang (re-schedule) atau pengembalian uang (refund).
Mereka kebingungan ketika terima informasi di hari terakhir jelang berlakunya larangan mudik.
"Mau bagaimana. Makanya coba datang siapa tahu ada kebijakan tapi ternyata tidak bisa," jelas dia.