Pandemi Covid 19
Kala Covid-19 Bobol Sistem Kesehatan India, Tiap Jam 117 Orang Meninggal
“Tolonglah, kirimi kami oksigen,” kata dokter itu dengan suara tertahan. “Pasien-pasien saya sekarat."
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kekhawatiran dan kepanikan kini menyelimuti warga India di saat pandemi Covid-19 semakin tak terkendali.
Dokter Gautam Singh sangat khawatir dengan peningkatan setiap hari dari penggunaan mesin ventilator dan defisit oksigen yang diderita oleh India.
Dia harus menyaksikan pasien-pasien yang sakit parah mulai kesulitan bernapas di unit gawat darurat tempatnya bekerja.
Sebagaimana para dokter lainnya di seluruh India, ahli kardiologi itu harus memohon dan meminjam tabung-tabung oksigen untuk mempertahankan nyawa pasiennya untuk satu hari lagi.
Mengutip warta VOA Indonesia, India pada Senin (26/4/2021) memecahkan rekor jumlah kasus harian Covid-19 dalam lima hari berturut-turut dengan 350 ribu kasus.
Pada Minggu malam, ketika persediaan oksigen di RS-RS sudah hampir habis, dokter ahli kardiologi berusia 43 tahun itu terpaksa mengirim cuitan dan mengunggah sebuah permohonan mengharukan bagi sumbangan tabung oksigen.
“Tolonglah, kirimi kami oksigen,” kata dokter itu dengan suara tertahan, seperti dikutip oleh Associated Press. “Pasien-pasien saya sekarat."
Awalnya, India dianggap sebagai kisah sukses memerangi pandemi.
Namun, virus corona sekarang seperti berpacu menginfeksi penduduk India yang berjumlah 1,4 miliar jiwa. Sistem-sistem pun mulai bertekuk lutut.
Pesan-pesan SOS seperti yang dikirimkan Singh menggambarkan suasana kepanikan.
Selain persediaan oksigen yang mulai menipis, unit-unit perawatan intensif (ICU) beroperasi dalam kapasitas penuh dan hampir semua ventilator terpakai.
Seiring dengan melambungnya angka kematian, langit malam di beberapa kota di India tampak terang dari sejumlah pembakaran jenazah darurat karena krematorium-krematorium kewalahan dan jenazah-jenazah terpaksa dikremasi di tempat terbuka.
Pada Senin (26/4), India melaporkan tambahan 2.812 kematian, artinya setiap jamnya, sekitar 117 orang India meninggal akibat penyakit itu.
Para ahli mengatakan, angka-angka itu mungkin lebih rendah dari angka sebenarnya.
Dengan tambahan kasus-kasus baru itu, India mencatat total 17,3 juta orang terinfeksi Covid-19, hanya kalah dari Amerika Serikat
Krisis yang makin memburuk itu tampak kontras dengan situasi yang mulai membaik di negara-negara yang lebih kaya, seperti AS, Inggris, dan Israel.
Negara-negara tersebut sudah memvaksinasi sejumlah besar penduduk dan mengalami penurunan dalam jumlah kematian dan infeksi sejak musim dingin.
India memiliki populasi penduduk empat kali lipat dari AS, tetapi pada Senin, mencatat 11 kali lipat jumlah infeksi baru.
Para dokter seperti Singh berada di garda depan, yang berusaha mendapatkan pasokan yang dibutuhkan agar pasien mereka tetap hidup.
Singh menerima 20 tabung oksigen pada Senin yang hanya cukup untuk rumah sakit bertahan melalui hari hingga ventilator mulai membunyikan alarm lagi.
“Saya merasa tak berdaya karena pasien-pasien saya bertahan hidup jam demi jam,” kata Singh dalam wawancara melalui telepon.
“Saya akan memohon (bantuan) lagi dan berharap seseorang mengirim oksigen yang membuat pasien-pasien saya hidup untuk satu hari lagi."
Meski situasi saat ini sudah buruk, para pakar memperingatkan situasi kemungkinan akan lebih memburuk.
Khrisna Udayakumar, direktur di Duke Global Health Innovation Center di Duke University, mengatakan, India tidak mungkin menangani situasi seperti ini dalam beberapa hari mendatang.
“Situasi di India tragis dan mungkin akan makin memburuk dalam beberapa minggu hingga bulan,” ujarnya.
Dia menambahkan “Upaya global bersama untuk membantu India di tengah krisis” sangat diperlukan.
Menteri kesehatan dan Layanan Kesejahteraan Keluarga India Lav Agarwal, Senin, mengimbau masyarakat agar tidak "panik".
Ia menegaskan bahwa pemerintah melakukan semua yang bisa untuk menyediakan oksigen yang sangat dibutuhkan bagi pasien Covid-19 di seluruh negeri.
India melaporkan rekor lonjakan penularan dan kematian dalam lima hari berturut-turut pada Senin dengan 352.991 kasus baru dan sedikitnya 2.812 kematian.
Agarwal menambahkan, “Walaupun jumlah kasus yang dilaporkan lebih banyak, terdapat kabar positifnya juga, angka rata-rata kesembuhan meningkat. Kemarin, 219.272 orang telah sembuh."
Pasien kesulitan mengakses oksigen penyelamat hidup di rumah sakit di seluruh negara itu.
Pemerintah telah memerintahkan semua industri agar mengalihkan pasokan untuk keperluan medis.
Amerika Serikat (AS) berjanji mengirim bantuan oksigen ke India secepat mungkin sebagai tindakan untuk melawan pandemi virus corona.
AS juga akan mengirim puluhan juta dosis vaksin ke luar negeri secara bertahap.
Hal ini merupakan dorongan AS untuk memberi bantuan yang bermakna.
"Kami ingin membantu dalam kemitraan dengan India," kata Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki kepada wartawan.
“Kami berjanji untuk memberi bantuan yang mereka butuhkan, baik itu oksigen, APD, terapi, tes, atau bahan baku vaksin.”
Sebanyak 60 juta vaksin AstraZeneca belum disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS, dapat masuk ke negara lain secara bertahap setelah selesai menjalani pemeriksaan keselamatan federal, menurut Gedung Putih.
“Saat ini, kami tidak mempunyai vaksin AstraZeneca yang tersedia,” kata Psaki, yang menjelaskan pengiriman vaksin untuk negara lain masih beberapa minggu lagi.
Pengiriman awal mungkin sebanyak 10 juta dosis.
Presiden AS Joe Biden berbicara hari Senin dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam apa yang digambarkan oleh seorang pejabat senior pemerintahan sebagai "seruan yang hangat dan positif."
Modi mengatakan di Twitter, ia “menggarisbawahi pentingnya rantai pasokan bahan baku vaksin dan obat-obatan yang lancar dan efisien”.
Ia menambahkan, kemitraan antara kedua negara “dapat mengatasi tantangan dunia terhadap Covid-19. (*)
Baca juga: Berapa Sih Harga Sebuah Kapal Selam? Simak 5 Harga Kapal Selam Perang Termahal di Dunia
Baca juga: DPRD Sulut Gelontorkan Rp 1,2 Miliar Beli Laptop Apple untuk 45 Wakil Rakyat
Baca juga: Pengakuan Munarman Tak Terlibat Baiat ISIS, Debat Panas dengan Najwa: Saya Hanya Diundang