Berita Bitung
Mengintip 'School Of Joy', Sekolah bagi Anak-anak di Sekitaran TPA Aertembaga
Di bawah pohon Trembesi, atau sering disebut pohon hujan belasan anak-anak dari seputaran TPA diajar dan dididik
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Anak-anak yang aktif ada sekitar 15 orang. Mereka ada yang masih sekolah, ada yang belum sekolah dan ada juga yang sudah putus sekolah.
Baca juga: Sosok Brigjen I Gusti Putu Dani yang Gugur Ditembak KKB, Saat Meninjau Lokasi Pembakaran
Baca juga: Arya Saloka dan Putri Anne Didoakan Bercerai, Reaksi Pemain Aldebaran Ikatan Cinta Jadi Sorotan
Baca juga: Tim Polres Bolmong Berjalan 2 Jam Telusuri Pegunungan Batubetel Dumoga
Bericara mengajar kepada 15san adik-adik, tentnya para pria dan perempuan yang tergabung dalam sebuah komunitas School of Joy tentunya ada suka dan dukanya.
Sukda dukanya kerap muncul, ketika apa yang disampaikan kepada anak-anak itu harus dilakukan berulang-ulang, harus sabar dan harus tau membaca pola pikir dari anak-anak itu.
Selain kesulitan seperti, anak-anak yang keras kepala hingga ada yang suka 'maraja', kerap di jumpai dan menejadikan itu sebagai suka duka selama ini.
Hal-hal seperti diatas kerap muncul, sehingga mereka harus memeras pikiran untuk menggatasi dan membuat anak-anak mengerti apa yang diajarkan.
Baca juga: Hadiri Peletakan Batu Pertama Gedung Serbaguna GMIM Nimahesaan Pinaras, Ini Pesan Caroll Senduk
Baca juga: Chord Gitar Lagu Sampai Kapan - Reza Chandika, Rhenda Rais, Laleilmanino: Namun Bila Takdirku
Baca juga: Sosok Ustaz Abdul Somad, Pendakwah yang Dikabarkan akan Menikahi Gadis 19 Tahun, Pernah Jadi PNS
Dengan pola dan cara simpel dan mudah di mengerti.
Maklum para pengjar School of Joy bukan dari latar belakang sebagai pengajar, bukan guru atau seseorang yang berpengalaman/professional sebagai pengajar seperti diberbagai daerah atau bahkan di pelosok daerah.
"Tentunya ada berbagai kendala bagaimana nantinya kami akan mengajar mereka dengan baik, Sedangkan kebanyakan mereka atau adik-adik ini lebih suka menghabiskan waktu untuk bermain dibandingkan belajar.
Jadi kami akhirnya membuat solusi untuk memanage mereka dengan cara membalancekan antara kapan waktu mereka bermain dan kapan waktu mereka akan belajar atau bisa juga bermain sambil belajar," terangnya.
Baca juga: Kabupaten Minsel Sukses Putus Penyebaran Covid-19, Sebulan Tak Ada Lagi Penambahan Kasus
Baca juga: PLN ULP Siau Terbitkan Jadwal Pemadaman Listrik, Warga: Ini Hanya Pemanis
Joy pengajar di School of Joy menambahkan selama hampir setahun ini para pengajar enjoy-enjoy saja.
Namun ada yang kerap diperhadapkan dengan pilihan, antara mau mengajar atau kulih. Situasi ini kerap muncul ketika ada personel di school of joy yang ingin mengajar atau menjadi mentor kepada anak-anak didik, tapi waktu mereka bertabrakan dengan waktu kerja atau bahkan jadwal kuliah.
"Kami berharapan apa yang dilakukan ini, bisa menjadi bekal untuk mereka menggapai dan meraih cita-cita mereka," kata Joy sembari menambahkan ada di antara mereka yang ingin jadi pilot, dokter dan tentara.(christianwayongkere)
Baca juga: BREAKING NEWS, Kepala BIN Papua Brigjen TNI Gusti Putu Gugur Ditembak KKB, Jenazah Belum Dievakuasi
YOUTUBE TRIBUN MANADO: