Situasi Terkini Usai Teror KKB Papua di Distrik Beoga, Tembak Aparat & Pesawat, Stok Makanan Menipis
KKB Papua menembak mati dua orang guru, menculik seorang Kepala Sekolah (Kepsek), membakar tiga gedung sekolah hingga memeras warga
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pesan Kadisdik Papua kepada KKB: Guru yang Kalian Bunuh Itu Ingin Menyelamatkan Anak-Anak Kalian...'
Sohilait juga angkat bicara tentang tuduhan KKB Papua yang menyebut Oktovianus adalah mata-mata aparat keamanan.
Ia menyebut tuduhan itu sangat keji.
Sohilait menyebutkan, letak secara geografis dan sarana infrastruktur yang minim di Beoga membuat tak banyak guru yang mau ditempatkan di lokasi itu.
Apalagi, Beoga berada di ketinggian 3.500 meter dari permukaan laut.
"Mereka berdua itu guru-guru honorer, karena tidak mungkin ada guru saya dengan situasi begitu mau mempertaruhkan nyawanya dengan membawa-bawa senjata, saya pikir itu tidak benar, jangan mengalihkan opini setelah kalian menghilangkan orang punya nyawa," kata Sohilait.
Selain itu, ia juga menyebut masih ada tujuh guru yang berada di Beoga.
"Kemarin (10/4/2021) yang sudah dievakuasi tiga guru dan dua keluarganya.
Masih ada tujuh guru di Beoga, tapi dalam perkembangannya mereka bisa ukur-ukur sendiri apa mereka mau dievakuasi atau tetap di Beoga," kata Sohilait.
KKB Papua menembak Oktovianus Rayo yang sedang menjaga kios di rumahnya di Kampung Julugoma pada Kamis, sekitar pukul 09.30 WIT.
Oktovianus tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan.
Sedangkan Yonathan menjadi korban penembakan pada Jumat sore. Ia mengalami luka tembak di bagian dada.
Yonathan sempat dilarikan masyarakat ke Puskesmas Beoga, tetapi nyawanya tak tertolong. Kedua jenazah dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (10/4/2021).
Evakuasi akhirnya bisa dilakukan setelah Pemerintah Kabupaten Puncak membayar sejumlah uang tebusan kepada KKB untuk membiarkan pesawat masuk ke Bandara Beoga.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Situasi Terkini Distrik Beoga Setelah Teror Brutal KKB Papua, Makanan Nipis dan ASN Diminta Bertahan