Torang Kanal
Strategi Guru Cantik Asal Minsel, Jane Junelsti Farida Tuuk, Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19
Hantaman Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia, berdampak besar pada semua lini kehidupan umat manusia
Penulis: Rul Mantik | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Hantaman Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia, berdampak besar pada semua lini kehidupan umat manusia.
Kebiasaan sosial kemasyarakatan dibatasi, sistem dalam institusi pemerintahpun diubah.
Salah satu institusi yang sangat berdampak dari serangan Covid-19 adalah sektor pendidikan.
Dampaknya sangat terasa hingga ke sektor pendidikan Provinsi Sulawesi Utara.
Baca juga: Astra Daihatsu Motor Sabet 3 Penghargaan InnovAstra ke-37
Baca juga: Serangan Terkini KKB Papua, Bakar Pesawat Helikopter Disertai Aksi Penembakan, Ini Lokasinya
Baca juga: Masih Ingat Serda Ucok, Kopassus yang Tembak Mati 4 Napi di Lapas? Kabarnya Kini Usai Bebas Penjara
Sekolah tatap muka yang berlangsung selama ribuan tahun diubah menjadi sekolah dalam jaringan (daring).
Model baru dalam sistem pendidikan masa pandemi Covid-19,
menyulitkan sejumlah guru untuk mentransfer ilmu secara maksimal.
"Mengajar sistem daring di saat pandemi Cobid-19 sangat tidak menyenangkan.
Baca juga: Utang BLBI Mendekati Rp 110 Triliun, Kata Mahfud Usai Panggil Dirjen Kekayaan Negara dan Jamdatun
Baca juga: Masih Ingat Film Si Doel Anak Sekolahan? Munaroh Pacar Mandra Kini Makin Kinclong & Awet Muda
Baca juga: Ditinggal Wafat Ayah, Gadis 17 Tahun Dinodai Paman Berkali-kali Sejak 2009: Gak Usah Berteriak
Tidak menyenangkan bagi guru dan tidak menyenangkan bagi siswa," aku Jane Junelsti Farida Tuuk Magister Pendidikan, guru sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) Pembina Manado, Senin (12/4/2021).
Dijelaskan Kiki, sapaan akrab Jane Tuuk, konsep belajar untuk anak sekolah tingkat TK berbeda dengan sistem mengajar bagi anak SD, SMP dan SMA.
"Di tingkat TK, konsepnya belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Hal ini tidak bisa dilakukan saat belajar daring," terang wanita berkulit putih itu.
Dia mencontohkan saat dia memberikan pelajaran melalui aplikasi Zoom.
Baca juga: Olly Dondokambey Lobi Tjahjo Kumulo, Pemprov Ingin Tanggung Biaya Perekrutan Polisi
Baca juga: Gisella Anastasia Sesali Kejadian dengan Michael Yukinobu, Akui Merekam, Canggung Saat Ketemu Lagi
Baca juga: Dengan Senang Hati kepada Menantu Presiden, Ana: Pak Bobby Tolong Lihat Kondisi Kami
"Saat saya mengajar melalui Zoom, anak-anak tak mau memperhatikan. Sepertinya mereka bosan.
Maklum kan anak-anak TK. Mereka terbiasa belajar sambil bermain," papar guru cantik kelahiran Desa Kumapei, Kecamatan Motoling, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara, 10 Januari 1981 silam.
Kendala itu tak membuat perempuan bermata indah itu patah arang.
Dia menambah komunikasi belajar dengan murid-muridnya melalui jaringan whatsapp.
Baca juga: Disparbud Bolsel Tetapkan Gunung Kolawak dan Momalia Sebagai Spot Paralayang Pertama di BMR
Baca juga: Serangan Terkini KKB Papua, Bakar Pesawat Helikopter Disertai Aksi Penembakan, Ini Lokasinya
"Tapi muncul lagi problem. Materi yang saya bagikan melalui whatsapp, hanya sedikit yang merespon. Alasan orang tua, kuota internetnya habis," ungkapnya sambil tersenyum.
Akhirnya, puteri sulung dari pasangan almarhum Jerry Tuuk dan Agnes Palapa ini membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk murid-muridnya. Sudah disusun dan difotocopy.
"Tapi, lagi-lagi sedikit yang datang mengambil dan mengerjakannya. Yang lain merasa masa bodoh. Padahal saya sudah gandakan LKS itu dengan uang pribadi," keluh Jane Tuuk.
Lagi-lagi, istri dari Jerry Kawengian ini tak mau kecewa. Dia membuat program belajar home visit.
Baca juga: Masih Ingat Maryati Tohir, Si Munaroh Pacar Mandra? 16 Tahun Berlalu, Penampilannya Kini Berubah
Baca juga: Masih Ingat Christy Jusung? Tetap Akur Dengan Hengky Kurniawan, Sang Anak Disebut Ganteng Mirip Ayah
Namun, meski harus mengambil risiko keluar rumah, sejumlah orang tua murid tak mau menerima kehadirannya.
"Memang ada yang mau terima, tetapi ada juga orang tua yang menolak kalau kami harus ke rumah mereka.
Memang sulit, tapi sebagai guru kami harus tetap tegar," imbuh guru yang rajin gym setiap minggu itu.
Baca juga: Masih Ingat Film Si Doel Anak Sekolahan? Munaroh Pacar Mandra Kini Makin Kinclong & Awet Muda
Baca juga: Kisah Rabbi Yahudi Bantu Umat Muslim Saat Lebaran di Manado
Dari pengalaman ini, dia berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir.
Sebab, anak-anak harus mendapatkan pendidikan yang layak.
"Memang susah kalau belajar daring. Guru-guru dan orang tua murid sama-sama merasakan kesulita. Semoga Covid-19 segera berlalu," pungkasnya.(rul)
Baca juga: Disparbud Bolsel Tetapkan Gunung Kolawak dan Momalia Sebagai Spot Paralayang Pertama di BMR
Baca juga: 3 Berita Populer, Olly Dondokambey Dikaitkan Reshuffle Menteri hingga Ronaldo Buang Jersey
Baca juga: Ratusan Knalpot dengan Banrol Ratusan Ribu Hingga Juta Dimusnahkan Polres Bitung
YOUTUBE TRIBUN MANADO: