Wisata Kuliner di Kota Tomohon
FOTO Sawua Kolintang Café n Resto Hadir di Tomohon, Tawarkan Wisata Kuliner berpadu Budaya Minahasa
Lokasi wisata kuliner ini menyajikan seluk beluk kolintang, alat musik tradisional Minahasa, sembari pengunjung bersantai atau bersantap.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
MANADO, TRIBUNMANADO.CO.ID - Satu lagi lokasi wisata kuliner asyik hadir di Kota Tomohon.
Sawua Kolintang Café n Resto bakal menjadi tempat wisata menarik karena menggabungkan unsur budaya Minahasa.
Sesuai namanya, tempat wisata kuliner ini menyajikan seluk beluk kolintang, alat musik tradisional Minahasa, sembari pengunjung bersantai atau bersantap.
Lokasinya di RBN Wale Mazani Tomohon, Walian Satu, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Berkendara dengan santai, tempat wisata ini hanya ditempuh sekitar 10 menit dari pusat Kota Tomohon.
Sawua Kolintang Café n Resto mulai dibuka pada Sabtu (10/04/2021).
Kehadirannya akan ditandai dengan prosesi adat “Nae Rumah Baru” yang dalam tradisi Minahasa disebut “Ohlorz Sumolo”.
Ritual ini merupakan kebiasaan orang Minahasa ketika akan memasuki dan bertinggal di rumah yang baru.

Dalam ritual Ohlorz Sumolo ini, ada empat tahapan besar yang dilakukan.
Pertama, Meresi U Lesar atau ritual pembersihan tempat perayaan.
Selanjutnya, Foso Sumolo atau upacara inti memasuki rumah yang baru.
Pada upacara ini juga dibagi dalam beberapa tahapan.

Pertama, ritual Tumalinga Un Awar Le’os.
Dalam ritual ini pemimpin ritual mengambil tiga atau lima buah batu yang licin dan membungkusnya dengan daun lontar (=daun woka).
Batu yang terbungkus tersebut kemudian ditempatkan pada tempat yang sudah ditetapkan sambil menunggu bunyi burung Manguni (Owl) sebagai penanda.
Kedua, ritual Tumutung U Solo, yaitu pemimpin ritual menyalakan obor dan menyerahkannya kepada pemilik rumah.

Pemimpin ritual dan pemilik rumah kemudian bersama-sama berjalan mengelilingi halaman rumah sebanyak sembilan kali.
Ketiga adalah ritual Morai, yakni berbagai ucapan doa oleh pemimpin ritual.
Setelah tiga ritual pada tahap Foso Sumolo ini, kemudian digelar Rzumani U A'asaren Sumolo atau nyanyian Mazani memasuki rumah yang baru
Setelah itu, dilakukan Mahmeya'an atau makan dan minum beralaskan daun.

Keseluruhan prosesi adat Ohlorz Sumolo ini dilakukan dengan menggunakan bahasa asli Minahasa yaitu bahasa Tombulu.
Di dalam kawasan Sawua Kolintang Café n Resto, pengunjung akan diperkenalkan tentang alat musik kolintang, nama dan istilah dalam bahasa Tombulu.
Di tempat dengan bangunan tradisional – sebagian besar berbahan dasar bambu dan kayu – pengunjung duduk dengan meja yang tak lain adalah alat musik kolintang.
Selain memesan makan dan minum, pengunjung juga dapat melihat pembuatan kolintang atau bahkan memesan/membeli.

Tak hanya Sawua Kolintang Café n Resto, ada banyak fasiltas lainnya di RBN Wale Mazani Tomohon.
Ada homestay atau tempat menginap dengan sebutan “Lawi Kakasean”.
Lalu resto n café yang disebut Pahkanenan wo Pahwangkeran.
Selain itu Wale Pahtateran atau aula, Pasong Pahwera’an atau ampiteater, serta Wale Pahturu’an Wo Pemawa’an atau gedung diklat.
Pengunjung juga dapat melihat budidaya kayu kolintang atau Pahtaneman Kai Kolintang, workshop kolintang, serta monumen, museum, dan galeri. (*)
Baca juga: Sosok Pencetus Skala Richter, Berawal Dari California, Ini Rician Ukuran Kekuatan Gempa
Baca juga: Kecolongan Emas 1,9 Kilogram, KPK Kini Perketat Pengelolaan Barang Bukti
Baca juga: Potret PSK Bule Asal Uzbekistan Digrebek Polisi, Tarifnya Per Malam Lumayan