Kisah
Kisah Anak Pemulung, Dari Buruh Sampah Kembali ke Sekolah, Marvelino Ingin Jadi Tentara
Inilah kisah anak-anak pemulung, buruh sampah dan nelayan yang belajar di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Sam Ratulangi Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Dia bertekad terus belajar agar cita citanya menjadi tentara terwujud. Andika, anak lainnya
mengaku putus sekolah sejak SMP.
Setelah itu ia jadi sopir angkot.
"Saya menghidupi seluruh keluarga saya," katanya.
Kala itu Andika tak lagi berpikir tentang masa depan.
Ia fokus pada hari ini, bagaimana hidup pada hari ini. Kemudian, ia ditemukan para guru PKBM dan diajak sekolah.
"Bagi saya ini bagai mimpi. Tentu saja saya ingin sekolah lagi. Ingin angkat keluarga dari kemiskinan," katanya.
Lama berada dalam kebekuan pikiran akibat kerja berat di masa muda membuatnya belum punya cita cita, meski sudah sekolah lagi.
"Saya sih ingin jadi pemain bola, tapi tertarik juga fotografi," katanya.
Febriato anak lainnya sudah mantap dengan cita - citanya sebagai chef. Ia ingin
melanjutkan sekolah ke perguruang tinggi.
"Hidup kami susah, saya dulunya sering memasak. Saya ingin jadi Chef," kata dia.
Faradila Bachmid Kepsek PKBM Samratulangi menuturkan PKBM tersebut membuka sekolah gratis yang diikuti anak kurang mampu.
"Ada 231 siswa yang kami tampung dan 61 diantaranya ikut ujian," kata dia.
Sebut dia, pembelajaran berlangsung seminggu tiga kali. Siswa diajarkan aneka pelajaran dan ketrampilan.
"Mereka diajar oleh guru yang ada disini," kata dia.
Ungkap dia, para guru punya kemampuan mumpuni plus rasa sosial yang tinggi.